Darto menjadi pendengar setia. Ia menikmati berbagai macam jajanan yang tersedia di hadapannya. Sesekali menyeruput kopi hitam yang dituang di gelas sedari tadi. Sekali waktu ia melihat keluar dari jendela barangkali ada temannya datang. Lalu asyik dengan Androidnya.
"Kalau anakku tiga. Dua laki-laki dan satu perempuan. Usianya terpaut satu tahun. Anak yang pertama baru kelas 1 MI. Anak kedua TK dan ketiga masih PAUD," sahut Maman tanpa ditanya sebelumnya.
Tejo, Kang Narto dan Maman asyik dengan obrolan anak-anaknya. Sampai ia lupa jika ada Darto yang duduk menyendiri asyik dengan Androidnya di bawah jendela.
"Kang Narto, anakmu dua. Perempuan semua. Itu masih belum sempurna. Cobalah bikin lagi anak laki-laki. Anak laki-laki itu nantinya yang bisa mikul dhuwur, mendhem jero orang tua," cerocos Maman yang memiliki tiga anak itu.
"Iya, Kang. Ayo coba lagi. Sampai dapat anak laki-laki. Jika gagal, coba lagi dan lagi," tutur Tejo menimpali Maman.
Kang Narto menyimak ucapan kedua temannya itu dengan baik. Ia diam sejenak. Sambil mengunyah kurma di tangan kanannya dan menyeruput wedang madu hangat.
"Tejo, Maman. Anak itu amanah. Pemberian dari Allah Swt. Kita tak bisa meminta atau menolaknya," tutur Kang Narto.
Lalu Kang Narto mengutip Firman Allah Quran Surat Asy-Syura ayat 49-50:
"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. (49) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (50)
Semua anak itu baik. Anak laki-laki maupun perempuan itu istimewa. Jika ada yang mengatakan bahwa anak laki-laki itu lebih baik dari anak perempuan, itu salah. Itu merupakan budaya orang jahiliah. Kala itu, jika melahirkan anak perempuan maka mereka malu. Menurut mereka, itu adalah aib. Sehingga, mereka mengubur hidup-hidup bayi perempuan mereka.
Tejo, Maman dan Darto hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Kang Narto.