Gol pamungkas pada laga uji coba Timnas Indonesia "Garuda Nusantara" melawan Timnas Kamboja U-19 tadi malam sekali lagi membuktikan bahwa Egy Maulana Vikri bukanlah pemain sembarangan.Golnya pun dicetak dengan cukup elegan, setelah memenangkan adu sprint  dengan pemain belakang Kamboja, diakhiri dengan tendangan akurat ke gawang lawan yang sudah melompong. Selebrasi pun dilakukan oleh Egy dengan gaya yang mantap, seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
![Egy Maulana (Super Ball-Feri Setiawan)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/05/egy-maulana-super-ball-59d5c10ab109c22bd90258a2.jpg?t=o&v=770)
Namun, siapa sangka bahwa julukan itu justru ditentang keras oleh Indra Sjafri, pelatih kepala Timnas U-19, yang berjasa menemukan talenta Egy Maulana dan memberinya kepercayaan sehingga namanya dikenal oleh masyarakat Indonesia ---dan kini mungkin dikenal dunia?
Dikutip dari petikan wawancara CNNIndonesia.com, pelatih berkumis tebal itu berujar:
"Saya minta jangan hanya memuji satu pemain. Egy itu tidak ada apa-apanya kalau tidak dibantu pemain lain di tim. Ini sepak bola, bukan catur. Saya minta jangan lagi sebut itu 'Egy Messi, Egy Messi'. Tidak ada satu pemain yang superior atau inferior dari pemain lainnya. Masing-masing pemain punya kemampuan yang hampir sama rata dan punya kontribusi besar untuk Timnas U-19.
Jangan membanding-bandingkan satu pemain dengan pemain lain di tim. Dalam sepak bola semua pemain harus kompak dan punya chemistry yang sama pentingnya buat tim. Jangan rusak pemain dalam satu tim. Kalau mau dipuji, puji semua pemain, jangan satu-satu. Jangan Egy saja, jangan konyol."
Jika Indra Sjafri sudah berkata seperti itu, berarti dia "mengendus" adanya bahaya besar jika kebiasaan memuji salah seorang (atau beberapa) pemain dilakukan dengan berlebihan dan mengabaikan pemain lainnya. Saya setuju 500% dengan Indra Sjafri.Â
Beliau bukanlah asal bicara saat melontarkan kritikan kepada para pemuji Egy Maulana yang kebablasan. Sebagai pengembang bakat dan pelatih dari para pemain muda, Indra Sjafri tentu tak ingin pujian berlebihan kepada pemain tertentu, membuat pemain itu "besar kepala" lalu merasa lebih di antara rekan-rekan satu timnya.
Pujian yang berlebihan kepada satu pemain juga bisa membuat suasana ruang ganti dan kebersamaan dalam tim menjadi kurang bagus. Permainan sepak bola adalah permainan tim, dimana setiap pemain, bahkan pemain yang termasuk "cadangan abadi", tetap berperan dalam kesuksesan tim tersebut. Egy memang bagus, very talented player, tetapi peran 10 pemain lain yang berjuang bersama Egy dalam setiap pertandingan tak bisa dianggap remeh atau disepelekan!
Coba pikirkan ini:
"Apakah Egy Maulana Vikri bisa bermain seorang diri, menggiring bola dari depan ke belakang, lalu mencetak gol dengan sempurna, tanpa dibantu oleh rekan-rekan satu timnya? Nyaris mustahil hal itu bisa terjadi karena sepak bola adalah permainan tim!"
Lantas, bagaimana menyikapi pujian yang (menurut saya) sudah mulai berlebihan dan tidak pada tempatnya, terutama dari media cetak, media elektronik, media online, dan media sosial? Silakan puji Egy. Silakan beritakan ketika ada hal-hal positif mengenai prestasi Egy. Silakan buat juga kompilasi gol-gol yang pernah dibuat oleh Egy. Namun, tolong porsinya jangan terlalu besar, lalu imbangilah dengan pemberitaan mengenai rekan-rekan setim Egy, baik pada level  klub maupun saat berlaga di tim nasional.
Contohnya pertandingan semalam. Jangan hanya soroti aksi gemilang Egy, lalu kegagalan Saddil Ramdani disorot dalam waktu hampir bersamaan. Gol yang dicetak M. Rafli juga keren, ditambah pemainan penyerang andalan Timnas U-19 ini juga cukup bagus sekalipun diturunkan sebagai pemain pengganti. Kenapa pula tak banyak berita mengenai sosok Gianluca Pagliuca Rossy, sang penjaga gawang Timnas Garuda Nusantarapada laga semalam, yang namanya mengingatkan kita pada sosok kiper legendaris Inter Milan pada masa lalu?
Ini fotonya (buat Anda yang belum tahu):
![gianluca-pagliuca-rossi (Tribun News)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/05/gianluca-pagliuca-rossi-tribun-news-59d5bb82767e8c5d54141d03.jpg?t=o&v=770)
Ini foto Rachmat Irianto bersama ayahnya (buat Anda yang belum tahu):
![Rachmat Irianto dan Bejo Sugiantoro (Jawa Pos)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/05/rachmat-irianto-dan-bejo-sugiantoro-jawa-pos-59d5bcb7da14f91a7d7f6972.jpg?t=o&v=770)
Jangan pernah abaikan peran pemain lainnya, demi kebaikan mereka dan masa depan Timnas Indonesia. Jika Anda seorang jurnalis resmi di media onlinemaupun media cetak, bolehkah saya berpesan (juga berharap) agar Anda juga membuat rencana untuk menulis kiprah teman-teman Egy di Timnas Indonesia U-19, lalu mulai menuliskannya? Saya akan dengan senang hati membantu menyebarkan berita (artikel) yang Anda buat jikalau sudah ada tulisannya---Ini serius!
Sementara bagi Anda yang "berstatus" sama dengan saya, mari kita penuhi jagat dunia maya dengan tulisan-tulisan untuk lebih "memperkenalkan" para pemain Timnas U-19 lainnya, dengan sudut pandang yang menurut Anda menarik untuk diangkat dan diketahui oleh publik. Saya pun akan mencoba menyiapkan tulisan mengenai hal tersebut, supaya saya tidak disebut OMDO (Omong Doang)---cuma bisa bicara, tapi tak ada bukti nyata.
Akhirnya, mari kita terus dukung perjuangan para pemain muda kita di Timnas U-19 Garuda Nusantaradengan cara-cara yang positif. Jika mereka gagal atau melakukan "kebodohan", berilah kritik sewajarnya, tetapi jangan mem-bully  apalagi sampai melakukan "pembunuhan karakter" sehingga mereka menjadi putus asa dan tak mau menendang bola lagi.
Harapan kita, Timnas U-19 dapat menampilkan permainan terbaik pada ajang Piala Asia pada Oktober 2018 mendatang, sehingga dapat lolos ke Piala Dunia U-20 yang akan diadakan pada 2019 mendatang. Semoga!
Salam olahraga,
-wsp-