Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ketika 'Telolet' Membahagiakan Indonesia

21 Desember 2016   13:55 Diperbarui: 21 Desember 2016   15:59 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak merekam telolet bus (KOMPAS)

#Omteloletom (terima kasih sudah bikin bahagia rakyat Indonesia). 

Kalimat yang terpampang dalam sebuah gambar, hari ini dipasang oleh seorang rekan di akun Facebook-nya. Yap, tagar #Omteloletom memang sedang menjadi trending topic di jagat Twiitter sejak Selasa kemarin (20/12) dan kabarnya sampai hari ini pun masih eksis di peringkat atas. Menanggapi posting-an tersebut, saya pun berkata dalam hati, "Bahagia itu memang sederhana."

Ya, fenomena telolet memang sedang melanda sebagian dari wilayah di negeri. Saya katakan "sebagian" karena memang saya belum melakukan survei daerah mana saja yang sudah terkena imbas dari 'virus' telolet ini. Pada musisi dunia pun juga ikut meramaikan tagar #Omteloletom lewat akun Twitter mereka, antara lain The Chainsmokers, Zedd, Martin Garrix, dan beberapa personel 5SOS.

Sebelum saya lanjutkan ... tanpa bermaksud menyindir, hanya ingin memastikan, adakah Kompasianer yang (benar-benar) belum mengerti "telolet"? Telolet adalah bunyi atau suara dari klakson bus. Udah, itu aja definisinya. Hehehe...

Nah, berdasarkan informasi yang saya peroleh dari laman online Tribunnews.com fenomena telolet yang belakangan ngetren memang bukanlah sesuatu yang baru. Kabarnya suara klakson unik tersebut mulai 'diperkenalkan' oleh para driver bus di daerah Jawa Timur, lalu berlanjut ke Jawa Tengah dan DIY, dan sekarang sudah merambah daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia.

Namun, baru beberapa waktu belakangan ini, suara klakson telolet ini pun mulai menjadi buruan para 'Pemburu Telolet' (sebutan untuk orang-orang yang memburu suara klakson telolet). Jika Anda sering melintas jalan antar-provinsi yang biasa dilewati oleh bus-bus pariwisata, suara klakson unik ini akan lebih mudah terdengar. 

Kebetulan rumah saya berada tak jauh dari jalan Solo-Yogya, sehingga setiap hari untuk bekerja saya pasti melintasi jalan raya antar-provinsi tersebut. Saya pun cukup sering mendengar suara telolet dari berbagai macam merk bus, terutama ketika bus melintas di depan sekumpulan anak yang sudah siap merekam dengan gadget masing-masing.

Para 'Pemburu Telolet' biasanya memakai kode berupa acungan jempol sebagai tanda 'permintaan' agar Driver bus membunyikan 'telolet'-nya. Namun, belakangan ini kode yang diminta sudah lebih berkembang, mulai dari tulisan "Om Telolet Om", sampai meminta secara langsung melalui kenek bus, saat kebetulan berada di samping bus yang sedang melintas. 

Jika Anda kebetulan berada di tempat wisata, seperti yang saya alami sekitar dua bulan lalu, bersiaplah telinga Anda akan sedikit pekak karena mendengar bunyi telolet yang sengaja dibunyikan oleh para driver bus pariwisata secara bersamaan. Seru!

Mungkin ada yang bertanya, "Untuk apa sih merekam bus lewat hanya untuk dengerin suara telolet? Bagi orang awam, mungkin biasa saja. Namun, bagi para 'Pemburu Telolet' suara yang terdengar dapat membuat mereka bahagia. Selain itu, koleksi suara telolet yang mereka punya bisa untuk ajang pamer-pameran dengan para 'Pemburu Telolet' lainnya. 

Saking 'bernafsunya' pada 'Pemburu Telolet' untuk memperbanyak koleksi dan mendapatkan suara yang unik, tak jarang mereka bertindak nekat. Pernah terjadi ada 'Pemburu Telolet'  yang nekat beraksi di sekitar jalan tol untuk mendapatkan 'buruannya', yakni suara telolet dari bus-bus yang melintasi jalan tol tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun