Untuk daerah DKI Jakarta, paling tidak selama satu bulan mendatang, dikasih jeda sedikitlah ... kurangi porsi beritanya, lalu munculkan berita-berita seputar Pilkada dari seratus daerah lainnya.Â
Kemudian biarkan masyarakat yang menilai apakah benar bahwa hal-hal yang selama ini terjadi di DKI Jakarta, seperti konflik petahana dengan Ormas, kampanye terselubung dengan cara-cara tidak simpatik, saling sindir dan serang antar calon Kepala Daerah, anggapan penistaan agama, atau hal-hal "tidak mutu" lainnya yang selama ini menghiasi media massa, apakah juga muncul di seratus daerah lainnya.Â
Jika YA, berarti memang ada yang keliru dari bangsa ini, karena belum benar-benar siap menjadikan demokrasi sebagai bagian dari proses pemilihan Kepala Daerah.Â
Sebaliknya jika TIDAK, berarti fenomena yang terjadi di Jakarta dapat dianggap sebagai "riak-riak" kecil dalam pesta demokrasi, terutama sejak munculnya Jokowi dan Ahok pada Pilkada sebelumnya. Riak yang sedikit menguat sejak Ahok menjadi Gubernur dan sekarang menjadi calon petahana yang ingin meneruskan rangkaian program yang selama ini sudah dijalankan, tentunya dengan perbaikan di sana-sini.Â
Apakah Kompas berani memulainya? :-D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H