MENGANTRE KARCIS
Kami pun bergegas masuk dan mencari loket pembelian karcis. Puji Tuhan antrean cukup pendek, tak sampai 10 orang. Sayup-sayup kami mendengar bahwa tiket KA Prameks yang masih available untuk jadwal pukul 13.07. "Berarti masih ada sekitar 2,5 jam lagi. Piye, jadi beli, ma?" tanya saya pada istri untuk memastikan. Kami putuskan untuk tetap membeli dengan "menghitung" perkiraan waktu sesuai jadwal (rencana) kami di atas.
Tiket pun berhasil diamankan dengan harga Rp. 8.000/tiket dengan karcis berupa kertas print dengan garis bar-code bertuliskan nomor KA Prameks 283, jam keberangkatan dan kedatangan, dan keterangan bahwa nantinya di dalam kereta api tidak ada nomor kursi alias rebutan!
Tak masalah. Kami pun mengisi waktu tunggu dengan berjalan menuju Solo Square Mall yang berjarak sekitar 15 menit berjalan kaki. Nah, di sana kami muter-muter, lihat buku dan tas di Gramedia, pipis di toilet bioskop, dan menikmati Italian Food di bagian Food Court lantai 3.
Sekitar pk. 12.10 kami bergegas keluar dari mall, lalu kembali berjalan menuju stasiun Purwosari. Kami sempat berhenti di perlintasan kereta api untuk "memberi kesempatan" kereta lewat, sambil tak lupa mengambil gambar dengan background kereta api yang sedang melintas. Sempurna!
PERJALANAN DIMULAI
Kami sampai di stasiun sebelum pk. 12.30 dan harus menunggu sekitar 1 jam karena kereta kami terlambat datang. Oya, meski terlambat, petugas stasiun masih berbaik hati memberi pengumuman dan perkiraan kereta akan tiba di hadapan kami. Akhirnya Prameks 283 memasuki stasiun sekitar pk. 13.37. Kami sengaja mencari gerbong agak belakang karena kami lihat penumpang tak terlalu berjubel. Begitu kereta berhenti dan pintu terbuka, kami melesat masuk dan segera "mengamankan" kursi sebelum diduduki oleh orang lain (rebutan bro!)
Sekilas kami melihat ada kertas ditempel dekat pintu gerbong, yang hendak memberitahukan bahwa AC sedang dalam perbaikan. "Waduh, bakalan sumuk ini....," ucap saya spontan. Beneran, sepanjang perjalanan beberapa kali kami menyeka keringat dengan tisu karena di dalam cukup panas. Perjalanan KA sempat tersendat di stasiun Maguwo (bandara), kabarnya menunggu rombongan RI-1 lewat (karena beliau akan terbang dari Adi Sutjipto setelah open house di Gedung Agung) sebelum kereta berjalan lagi menuju stasiun Tugu sebagai perhentian akhir.
Akhirnya ... kereta sampai juga di Stasiun Tugu! Kami bergegas turun dan menuju pintu keluar melalui jalur selatan (arah jalan Pasar Kembang). Lama tak berkunjung ke sini, baru tahu kalau sekarang pintu keluar sengaja diarahkan melintasi deretan toko kecil yang menyediakan berbagai makanan-minuman, pulsa, dll. Begitu sampai di luar, kami bergegas menuju gedung tempat reservasi tiket. Begitu melangkahkan kaki ke dalam ....
BADALAHÂ .... ada lautan manusia di dalam yang sedang mengantre membeli tiket!
Dari sini kami segera mengerti bahwa penyesuaian rencana harus segera dilakukan. Kami harus memikirkan cara untuk pulang dengan menggunakan bus. Namun, seperti kebiasaan kami ... hal-hal tak terduga seperti ini tak menyurutkan niat kami untuk tetap menikmati "suasana Jogja" yang menurut Mas Katon bisa bikin selalu kangen untuk kembali.