Kepada sang pencumbu negeri
Sore itu dua ribu enam belas
Kami dipertemukan dalan suasana ceria
Tanpa tahu kamu sapa aku siapa
Sore itu dua ribu enam belas
Kami mulai menyapa, entah siapa yang memulai
Sore itu dua ribu enam belas
Kami disatukan dalam wadah untuk menyelami sendi pulau terdepan
Menjadi keluarga dan sahabat tangan mulia
Sore itu dua ribu enam belas
Kami melewati masa kebersamaan yang begitu singkat
Tapi kami saling mengerti arti kebersamaan
Toh nanti akan datang masanya
Sore itu dua ribu enam belas
Satu persatu mulai masuk ke peraduan, menelusuri jejak matahari terbenam
Menuju titik kisaran 1 cm di peta skala 1: 2.500.000
Sore itu dua ribu enam belas
Tidak terasa kami melalui ragam purnama dengan beragam cerita
Ketahuilah sahabat, hal apa yang paling membahagiakan sore itu
Ya, mendengar kabar dari kalian semua
Ada yang sedang menikmati senja di rumah peraduan di kota
Ada yang membersamai sabuk nusantara
Ada yang sedang menunggu datangnya si kapal putih
Sore itu dua ribu enam belas
Kami akan segera mencumbui pulau kami lagi
Doa dan izinkan kami membersamai tanah ini
Dalam cerita dan jejak ukiran masing-masing
Sore itu dua ribu enam belas
Ditutup senja merah menawan dalam titipan Merkurius
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H