Keterangan image : Pesawat Pengebom Siluman Amerika B-2 Spirit (sumber : pixabay.com/WikiImages)
Pesawat pengebom atau bomber dalam perkembangannya melalui berbagai penyesuaian dimana beberapa jenisnya seperti pesawat pengebom ringan sudah tergantikan dengan pesawat tenpur multi peran yang dapat melakukan serangan bom dalam skala ringan,
Dari perkembangan dan penyesuaian peran tersebut, pesawat pengebom -- utamanya pengebom berat dan strategik -- masih dioperasikan oleh beberapa negara di dunia walaupun terlihat sebagai pesawat yang mudah dijatuhkan karena ukuranya yang umumnya besar.
Adalah Nuclear Triad yang menjadikan latar belakangnya, ini merupakan tiga kekuatan militer sebuah negara dalam menghadapi peperangan nuklir, ketiga kekuatan tersebut adalah Rudal antar benua (Intercontinental Ballistic Missile) dari darat, Rudal bawah laut (Submarine Launch Ballistic Missle) dari laut, dan pesawat pengebom strategik dari udara.
Tercatat hanya empat negara di dunia yang memiliki kekuatan Nuclear Triad ini yaitu India, Tiongkok, Rusia dan Amerika, khusus India menggunakan platform pesawat tempur untuk peran pengbom strategik nya sedangkan Tiongkok dengan pengebom Xi'an H-6K.
Negara negara di atas lah yang hanya memiliki kekuatan militer terhadap serangan nuklir, namun hanya Amerika dan Rusia yang terbilang paling lengkap inventory nya temasuk pada jenis pengebom strategiknya.
Biaya yang sangat besar dibutuhkan untuk melengkapi kekuatan militer Nuclear Triad ini, mulai dari produksi dan pemasangan rudal balistik hingga biaya pengoperasian dan perawatan pesawat pengebom strategik nya menjadi alasan hanya beberapa negara di dunia yang memilikinya.
Tapi mengapa pesawat pengebom strategik masuk ke tiga kekuatan militer Nuclear Triad ini ?
Pesawat pengebom strategik dinilai lebih mobile dan cepat diluncurkan darimana saja sebagai reponse berupa second strike terhadap first strike yang telah diluncurkan dan mungkin sudah menghancurkan instalasi kedua kekuatan lainnya yaitu ICBM dan SLBM.
Ada kemungkinan (alasan Amerika mengirim pesawat pengebom B-52 Stratofortress mereka ke Timur Tengah karena untuk mengantisipasi segala kemungkinan serangan nuklir jika dilihat dari situasi yang berkembang serta sudah adanya beberapa pesawat tempur buatan Amerika yang dioperasikan oleh negara negara Timur Tengah termasuk Israel dan Iran.