Sebelum bergabung di Kompasiana, saya mengembangkan situs sendiri dan mengkhususkan pada ulasan pada bidang yang saya gemari dan tekuni yaitu aviasi serta juga ditambah dengan pariwisata.
Tekad saya mengembangkan situs tersebut awalnya adalah untuk mengembangkan sebuah portal dibidang aviasi, dalam arti jika ada yang ingin mengetahui perkembangan dan seluk beluk aviasi bisa didapatkan dari situs tersebut, singkatnya situs tersebut dapat menjadi acuan (reference point).
Dahulu dari beberapa sumber di internet saya sempat menyimpulkan bahwa dengan memiliki nama domain yang sama dengan kata kunci niche kita (Exact Match Domain) maka posisi kita di mesin pencari dapat mengntungkan, jadi misalnya kata kunci kita'batu' maka nama domain kita ya batu (.) com/net/org dan lainnya.
Namun laksana sebuah toko dengan bangunan megah tanpa berbagai barang yang akan ditawarkan, sebuah situs yang indah dan mewah penampilannya perlu diisi dengan artikel yang tidak hanya berkaitan dengan niche kita tapi juga dengan konsistensi.
Konsistensi dalam menulis tidak selamanya dapat dipresentasikan dengan jumlah artikel yang dihasilkan dalam sebuah periode waktu saja melainkan juga dengan bidang yang kita tekuni ataupun kita gemari.
Ini berarti pula saya perlu memberikan informasi sebanyak mungkin dan mencakup semua sektor yang ada pada industri aviasi mulai dari pesawat, pabrikan, bandar udara, navigasi udara, inflight services (meals dan entertainment) dan lainnya.
Namun karena beberapa sebab, saya tidak lanjutkan situs tersebut, pupuskah tekad saya mengembangkan portal aviasi ?
Jawabannya tidak, karena tekad tidak akan dapat menghentikan langkah kita -- tekad itu laksana api yang harus tetap menyala agar dapat menerangi langkah kita jika dalam kegelapan (keputusasaan)..
Dan karena api itu tetap menyala justru mengantarkan saya ke Kompasiana, tapi mengapa saya bergabung di Kompasiana, dan apakah Kompasiana bisa mewujudkan tekad saya mengembangkan portal aviasi ?
Begini jawabannya..
Pertama adalah kemudahan tanpa menyita waktu, karena tidak semua hal yang mudah bisa dilakukan dalam waktu singkat, misalnya ketika masih mengembangkan situs sendiri dimana mengupload artikel belumlah cukup, harus perlu utak atik kata kunci dan optimisasi setiap artikel pada mesin pencari (SEO), jelas ini membutuhkan waktu.
Pada Kompasiana, kita hanya cukup mengupload artikel dan gambar yang sesuai untuk artikel, sisanya sudah tidak perlu kita lakukan lagi, semua urusan terkait optimisasi artikel sudah dilakukan oleh Kompasiana dan tim nya.
Selain itu mengupload artikel bisa dengan device apa saja -- apakah dengan smartphones, tablets, laptop maupun PC, ini kan artinya saya bisa segera (tanpa menunda) mengupload artikel ketika ide datang saat saya berada dimana saja -- apakah itu bandara, warung kopi dan tempat lainnya
Ada sebuah artikel saya yang dihasilkan ketika saya menunggu keberangkatan pesawat di bandara, tidak hanya artikelnya tapi juga gambar artikel saya ambil dari bandara seketika itu pula.
Kedua adalah keberadaan Kompasiana dibawah satu atap dengan situs berita Kompas, saya bisa mendapatkan ide menulis dari pemberitaan yang dimuat pada situs berita Kompas.com.
Biasanya artikel yang saya upload adalah bisa berupa tanggapan, sanggahan ataupun masukkan terhadap apa yang ada di berita tersebut.
Misalnya beberapa waktu yang lalu ada sebuah maskapai kita yang sering mengucapkan permohonan maaf karena beberapa kejadian sistem pendingin kabin pesawat, berangkat dari pemberitaan tersebut saya mengulasnya.
Sudah tentu saya menggunakan beberapa sumber dan referensi dari beberapa situs di internet untuk mendukung tanggapan ataupun sanggahan terhadap.apa yang diungkapkan oleh pihak pihak yang memberikan pernyataan dalam berita yang dimuat Kompas tersebut.
Langkah saya ini bukan untuk mencari siapa yang benar atau salah ataupun mencari justifikasi namun lebih untuk menyuarakan pendapat dan pandangan sebagai individu yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kita tidak perlu kan harus bergabung di parlemen untuk menyalurkan inspirasi dan suara kita demi kemajuan bangsa sendiri -- cukup dapat dilakukan dengan menulis.
Dan karena Kompasiana dan Kompas berada di satu atap pula maka exposure artikel kita juga sangat luas kemungkinan terjangkau oleh banyak pembaca terlebih lagi ketika artikel kita dimuat di situs berita di Kompas.com
Bukankah ini salah satu cara untuk mengembangkan sebuah portal khususnya untuk sebuah niche ?
Ketiga adalah kita diajarkan untuk menyalurkan suara kita dengan cara yang elegan dengan adanya batas batas yang ditetapkan oleh Kompasiana, batasan batasan ini laksana pagar pembatas agar kita tetap berada di posisi yang tidak akan merugikan diri kita sendiri maupun Kompasiana.
Karena apa ? kita pada dasarnya tidak ingin artikel kita dihapus karena melanggar ketentuan yang pada akhirnya mengantarkan pada pemblokiran akun kita.
Dari ketiga hal tadi, apakah tekad saya sudah terpenuhi untuk mengembangkan portal ?
Bagi kompasianer yang memang berfokus pada sebuah bidang pasti akan menjawabnya dengan "coba masukkan kata kunci bidang kita di mesin pencari.maka berbagai artikel.kita akan menghiasi hasil pencarian".
Akan tetapi, Kompasiana pada kenyataannya tidak hanya memberikan kesempatan kepada kita dalam hal menyalurkan suara kita dengan menulis saja tapi juga berbagi (sharing) sebagai ekstra tambahan yaitu dengan membuat komunitss di Temu Kompasiana.
Dengan membangun komunitas, kita tidak hanya dapat bertemu dengan kompasianer lainnya tapi utamanya adalah kita dapat mendekatkan kompasianer yang memiliki ketertarikan pada bidang yang sama, dengan kata lain kita tidak hanya bertemu pada setiap kegiatan yang dilakukan tapi juga saling berbagi.
Apalagi yang kita mau minta lagi ketika tekad sudah terwujud serta ditambah dengan bonus ekstra ?
Selamat Ulang Tahun dan Terima kasih Kompasiana.
Salam Aviasi dari Kompasianer Air, Komunitas pecinta aviasi di Temu Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H