Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

“Endless Love”

20 Mei 2022   05:40 Diperbarui: 20 Mei 2022   05:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air mata mengalir di pipinya dan jatuh di gaunnya, gaun yang paling di senanginyq, gaun putih lembut berjubah lebar yang berfungsi sebagai kerah dan juga lengan baju, karena menutupi bahu dan lengan hingga siku.

Selesai memindahkan semua bajunya  ke dalam lemari, dia mendorong koper kosongnya ke bawah tempat tidur. Setelah itu ia melihat sekeliling ruangan yang akan ditempatinya. Tempat tidurnya tampak nyaman, tetapi gordennya terbuat dari kain kasa yang kasar, dan seluruh ruangan tidak memiliki warna.

Segalanya begitu berbeda di Charleston. Tidak ada kehangatan dan Alice sangat merindukan kekasihnya.

***

Beberapa minggu berlalu sebelum akhirnya Alice mulai terbiasa dengan keadaan di Charleston, suasana di sana tidak setenang seperti di Murrells Inlet, hiruk pikuknya seringkali mengejutkan. Terdengar banyak teriakan ketika armada penangkap ikan datang saat matahari terbenam, para nelayan membersihkan perahu layar mereka, sementara yang lain menyiapkan ikan tangkapan untuk dijual di pasar.

Suara lain yang sering mengejutkan Alice adalah teriakan di jalanan. Laki-laki penjual udang meneriakkan "udang segar, udang segar!" sementara perempuan penjual sayur membawa berbagai macam sayuran di dalam keranjang besar yang diletakkan di atas kepala dan  mereka berteriak, "yur, sayur!".

Kemudian, terdengar derak kaleng -kaleng susu kosong yang bersentuhan saat diambil penjual susu dari ambang pintu dan menggantinya dengan kaleng-kaleng baru berisi susu, gerobak es dan derap kuda-kuda kuat yang menariknya, juga dentang lonceng mobil pemadam kebakaran saat bergegas menuju kobaran api yang akan dipadamkan.

Alice bahkan dapat mendengar cerobong asap mengepul dan orang yang menyalakan lampu di malam hari. Meskipun Alice melakukan yang terbaik untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Charleston dan di sekolahnya, tapi dia tidak bisa sedetikpun melupakan kekasihnya.

Walaupun Alice sedang dalam pengawasan keluarganya, dia sangat mencintai kekasihnya dengan sepenuh hati. Berkali-kali dalam sehari dia menekan tangan ke dadanya untuk memastikan cincin pemberian kekasihnya masih tergantung di pita yang melingkar di lehernya.

***

Pada suatu malam, setelah menghadiri pesta dansa di St. Cecilia Society, Alice jatuh sakit. Dokter menyatakan bahwa Alice menderita demam malaria dan menyarankan agar Keluarga Alice segera diberitahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun