Banyak cerita yang dikaitkan dengan nama sebuah jalan berliku di negara bagian New Jersey, Amerika Serikat "Shades of Death Road" ini, terrbentang di sepanjang Jenny Jump State Forest hingga Allamuchy di Warren County. Keunikan nama jalan ini membuat banyak orang yang ingin mencuri plang nama jalan tersebut. Untuk menghindari terjadinya hal ini. Penduduk sekitar kerap melumuri tiangnya dengan minyak hingga licin dan sulit untuk diambil.
Mengapa dinamakan "Shades of Death Road"?
Pada awalnya jalan ini dikenal sebagai "The Shades," karena pohon-pohon besar yang rimbun, dahan dan daunnya membentuk kanopi di sepanjang jalan. Legenda mengatakan bahwa seiring waktu, banyak pembunuhan terjadi di sana, dan sebagian besar kasus tidak terpecahkan, menyebabkan penduduk setempat menambahkan sentuhan "Maut" yang menyeramkan ke nama "Shades" yang sebelumnya meneduhkan..
Salah satu kisah yang berkaitan dengan pembunuhan adalah bahwa dulu daerah sekitar Shades of Death pernah dihuni oleh sekelompok orang liar yang keji. Seringkali, pria dari geng ini berkelahi memperebutkan wanita, dan selalu mengakibatkan kematian. Karena reputasi buruk inilah maka daerah itu diberi nama "Shades of Death."
Atau, konon, penduduk setempat membalas dendam kepada para perampok itu dengan cara menggantung mereka dan membiarkan mayat-mayat itu tergantung di dahan pohon yang rendah sebagai peringatan bagi orang lain yang akan melakukan kejahatan.
Pada tahun 1920-an dan1930-an, ada tiga pembunuhan brutal terjadi di sepanjang jalan itu, salah satunya adalah perampokan di mana seorang pria dipukul kepalanya dengan dongkrak ban karena memperebutkan beberapa koin emas, yang kedua di mana seorang wanita memenggal suaminya, mengubur kepala dan tubuhnya di sisi jalan yang berbeda, dan terakhir di mana seorang penduduk setempat, Bill Cummins, ditembak dan dikubur di tumpukan lumpur.
Jalan yang penuh kelokan ini telah mengarah pada dugaan bahwa itulah penyebab banyaknya kecelakaan mobil yang fatal dan menyebabkan kematian. Konon pagar dipasang sepanjang jalan selain sebagai bukti akan kecelakaan-kecelakaan yang terjadi juga sebagai pelindung sisi jalan. Tapi alasan ini sebetulnya kurang tepat karena nama jalan Shades of Death sudah ada jauh sebelum pagar jalan dipasang dan sebelum penggunaan mobil menjadi umum di daerah itu
.
Bear Swamp di dekatnya dikenal sebagai Cat Hollow atau Cat Swamp, karena sekawanan kucing liar ganas yang tinggal di sana sering menyerang dan melukai para pelancong yang melewati jalan itu.
Penjelasan terakhir menunjuk ke dataran rendah Pequest dan Bear Swamp yang sekarang digunakan untuk tanah pertanian. Pada tahun 1850, serangga pembawa malaria ditemukan bersarang di tebing di sepanjang jalan.
Mereka berkembang biak di lahan basah tak jauh dari Bear Swamp dan menyebabkan wabah penyakit tahunan dan tingkat kematian yang sangat tinggi karena keterpencilan daerah dari perawatan medis yang efektif. Masalahnya menjadi begitu meluas, sehingga pada tahun 1884 sebuah proyek yang disponsori negara mengeringkan rawa-rawa, mengakhiri ancaman tersebut.
Jalan sepanjang 10,8 km memiliki dua jalur dan di sepanjang jalan itu terdapat danau yang airnya kadang menguap, terlihat seperti pilar-pilar kabut yang muncul dari atas air. Fenomena ini disebut "The Great Meadows Fog"
Fenomena itu sering dikaitkan dengan cerita akan kutukan orang-orang Indian yang dibunuh oleh para pendatang asing yang pertama kali bermukim di sana. Mereka kemudian melemparkan mayatnya ke dalam danau,
Saat pilar-pilar kabut bermunculan, banyak orang yang mengaku melihat roh-roh orang Indian bergentayangan berjalan melalui pilar-pilar kabut tersebut.
Baca Juga : Ternyata Di Sini Stephen King Novelist Ternama itu Mendapatkan Ide Menulisnya!
Yang ada di sekitar Shades of Death Road.
Danau Hantu
Meski tidak disebutkan namanya di peta Survei Geologi AS, tidak jauh dari jalan raya, di selatan jalan layang I-80. Danau itu dibuat pada awal abad ke-20 ketika dua pria lokal kaya membendung sebuah sungai yang mengalir melalui lembah sempit di antara celah rumah-rumah yang baru saja mereka bangun. Nama danau diberikan berdasarkan formasi uap yang terlihat seperti hantu dan sering muncul di pagi hari yang sangat dingin. Mereka selanjutnya menamai celah itu Haunted Hollow.
Banyak pengunjung mengatakan tidak peduli jam berapa mereka mengunjungi danau dimalam hari, langit di atasnya selalu tampak cerah seolah-olah masih senja dan banyak yang melaporkan ada hantu di daerah itu, terutama di kabin tua kosong di seberang danau, konon korban pembunuhanlah yang memberi nama jalan itu.
Lubang Peri (The Fairy Hole)
Di sebelah kanan Danau Hantu, ada sebuah gua kecil, yang pernah digunakan oleh suku Lenape. Meskipun gua itu sekarang mudah diakses, dan juga dipenuhi gambar grafiti, para arkeolog yang pernah menyurvei daerah itu pada tahun 1918 menemukan pecahan tembikar, batu api, dan kepala panah yang patah. Dari temuan mereka, para arkeolog menyimpulkan bahwa "Lubang Peri" jarang dikunjungi. Kemungkinan hanya digunakan sebagai tempat istirahat saat sedang bepergian atau berburu. Tapi bisa jadi digunakan sebagai situs suci atau situs penyembahan.. Adapun survei ini dilakukan sebelum terciptanya Danau Hantu atau Ghost Lake.
Jalur Lenape
Jalur Lenape adalah jalan buntu satu jalur yang tidak beraspal dengan panjang sekitar tiga perempat mil (1,1 km) membentang ke timur dari Shades of Death di utara I-80. Berakhir di sebuah rumah pertanian yang tak jauh dari jalan masuk, terdapat ruang untuk parkir atau untuk putar balik di sebelah sebuah struktur kayu yang digambarkan seperti kandang yang ditinggalkan.
Orang yang mengunjungi kandang tersebut pada malam hari mengaku melihat kabut di sekitar kandang meski cuaca cerah dan menyaksikan penampakan di dalamnya, mereka juga mengklaim bahwa udara terkadang sangat dingin, dan secara umum merasa tidak nyaman di sana tanpa alasan yang jelas. Cerita lain mengklaim bahwa terkadang pengunjung Lenape di malam hari melihat bola cahaya putih muncul di dekat ujung jalan yang mengejar kendaraan kembali ke Shades Of Death, dan jika berubah menjadi merah dalam prosesnya, mereka yang melihatnya akan mati.
Mungkin saja karena pohon tua di dekat ujung Lenape tidak pernah ditebang saat jalan dibangun. Akibatnya, jalan bercabang tepat di depan pohon, dan sebuah reflektor merah besar telah dipaku di pohon untuk memperingatkan pengemudi. Cerita lain mengatakan bahwa jika pada tengah malam seseorang mengitari pohon dan mengemudi di jalan lagi, lampu merah akan bersinar dan pengemudi tidak akan pernah selamat.
Ada juga beberapa legenda tentang roh penduduk asli Amerika yang konon berbentuk rusa dan muncul di berbagai titik di sepanjang jalan pada malam hari. Jika pengemudi melihatnya dan tidak memperlambat kendaraan untuk menghindari tabrakan, maka mereka akan menabrak rusa dan mengalami kecelakaan serius.
Legenda lain menceritakan sebuah jembatan di mana jika lewat tengah malam pengemudi berhenti dengan lampu menyala dan membunyikan klakson tiga kali, mereka akan melihat hantu dua anak kecil yang tertabrak saat bermain di jalan. Legenda ini sebenarnya mengacu pada sebuah jembatan di atas Flatbrook di Jalan Tambang Lama, tidak jauh dari Shades of Death. Jembatan tidak lagi dapat diakses dengan mobil karena di sebelahnya telah dibangun jembatan baru yang lebih besar. Jembatan aslinya masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Nama jalan itu sepertinya adalah peringatan kepada mereka yang mungkin menempuh jalan gelap tersebut tanpa menyadari potensi bahayanya. Meskipun kita mungkin tidak pernah tahu pasti bagaimana jalan itu mendapatkan namanya, ada baiknya untuk memperhatikan peringatan tersebut dan berdoa setiap kali kita melalui Shades of Death Road.
Sumber : WeirdNJ.com
Widz Stoops, Tanah Betawi 04.07.2022
MalJum #17 - New Jersey State
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H