"Jadi dulu Ibu bertemu Bapakmu saat masih bersekolah dan kami berdua saling suka sama suka. Cuma Ibu dan Bapak harus menunggu hingga selesai sekolah untuk kemudian baru bisa menikah. Sebelum menikah Bapak dan Ibu juga mesti meminta do'a restu terlebih dahulu dari kakek dan nenekmu. Nah, setelah menikah karena Bapak dan Ibumu saling mencintai maka kamipun melakukan apa yang disebut berhubungan badan...." Bu Arrohsa tetiba menghentikan penjelasannya sambil telunjuk tangan kirinya mencolek-colek paha suaminya, mengingatkan bahwa sudah waktunya Pak Arrohsa mengambil alih.
Gelagapan, Pak Arrohsapun berusaha mengambil alih percakapan.
"Jadi saat Bapak dan Ibumu berhubungan badan, Bapak menaruh benih ke dalam tubuh Ibu. Benih itu kemudian bertemu sel telur di dalam rahim yang ada dalam tubuh Ibumu. Nah, gabungan antara benih Bapak dan sel telur Ibu itu akhirnya tumbuh menjadi jabang bayi yaitu kamu, Opik. Jabang bayi Opik kemudian keluar melalui vagina ... aduh!" Seketika Pak Arrohsa menghentikan penjelasannya, gegara rasa panas yang dirasakan di pahanya akibat cubitan dari istrinya.
Bu Arrohsa merasa penjelasan suaminya mulai kelewat batas, iapun mengambil alih pembicaraan suaminya.
" Nah, sekarang Opik sudah mengerti kan dari mana sebetulnya kamu berasal?"
Anak berusia tujuh tahun itu melongo tak berkedip mendengar penjelasan orang tuanya.
"Bapak sama Ibu ini kok jawabnya lama dan panjang bener sih! Opik mana hapal jawaban panjang kayak gitu. Padahal teman Opik si Joko waktu dia nanya ke ibunya dari mana asalnya, Ibunya cepet lho jawabnya dan pendek. Kebumen!"
Widz Stoops, PC-USA 10.10.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H