Di penghujung akhir tahun 2020, salah seorang Kompasianer Romo Bobby mengirimkan tautan artikelnya kepadaku tentang sekolah untuk anak gelandangan yang didirikan oleh almarhum Paulus Madur.
Disaat yang bersamaan seorang kerabat dekat juga mengirimkan tautan lagu "On The Nickel" ciptaan Tom Waits.
Entah roh apa yang membisikkanku untuk membaca artikel Romo Bobby sambil mendengarkan lagu kiriman kerabatku itu. Yang jelas kombinasi keduanya telah berhasil membentuk sungai air mata di pipiku pada malam tahun baru lalu.
Aku tidak akan membahas tulisan Romo Bobby, tapi kalau kalian penasaran dengan artikelnya sila klik di sini. Sekarang yang ingin aku bahas adalah lagu kiriman kerabat dekatku tersebut.
Sebelum lebih lanjut mengupas lagunya, mungkin kita harus tahu dulu siapa sih Tom Waits itu? Sebagian generasi X dan Millenial mungkin mengenalnya.
Ia adalah seorang musisi Amerika dengan genre Experimental Blues Jazz Rock dan cukup punya nama besar di era tahun 1980-1990an. Lirik lagu-lagunya sangat puitis, mengandung banyak makna yang tersirat di dalamnya.
Sebut saja beberapa lagu hits yang diciptakan Tom Waits antara lain ; Tom Traubert's Blues (Waltzing Mathilda), Downtown Train, kedua lagu ini kemudian dipopulerkan kembali oleh Rod Stewart, Jersey Girl (dinyanyikan oleh Bruce Springsteen), On The Nickel dan masih banyak lagi.
Judul On The Nickel sendiri diambil dari istilah nama jalan di Los Angeles, 5th Avenue. Dalam kehidupan sehari-hari orang Amerika menyebut jalan ini dengan sebutan Nickel atau 5 sen.
Sebelum menjadi 5th Avenue, jalan ini bernama Skid Row terletak di Downtown Los Angeles, yang sejak tahun 1930an hingga sekarang merupakan tempat yang dipadati oleh para gelandangan, kalau tidak percaya boleh tanya Kompasianer Sirpa yang tinggal di California, he..he.
Pada tahun 2019, tercatat sekitar 4200 hingga 8000 gelandangan di Amerika. Sebagian besar dari mereka hidup di Skid Row.
Setelah itu para penabang tidak melakukan apa-apa kecuali menunggu hingga transportasi datang mengangkut gelondongan kayu tersebut ke atas bukit menuju ke kamp penebangan.
Lebih lanjut, istilah "Skid Row" ini mulai digunakan untuk tempat-tempat di mana orang-orang yang tidak punya uang dan pekerjaan berkumpul.
Kalau kita mendengarkan lagu "On The Nickel" ciptaan Tom Waits yang bersuara serak-serak basah ini dengan seksama, memang seperti sebuah "lullaby" atau lagu penghantar tidur.
Keseluruhan lirik lagu ini menggambarkan tentang anak-anak gelandangan yang tidak pernah menyisir rambut mereka apalagi berdo'a, tinggal di 5th Avenue (On The Nickel). Yuk kita simak beberapa liriknya.
"Sticks and stones will break my bones, but I always will be true"
(Tongkat dan batu akan menghancurkan tulang-tulangku, tapi aku akan selalu jujur)
Kata-kata ini menggambarkan tentang kekuatan anak-anak gelandangan yang tidak peduli apapun yang terjadi dalam hidup, seberapa parah mereka terluka, mereka akan selalu menjadi diri sendiri. Jujur pada diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Mereka tidak membiarkan hidup menghancurkan siapa diri mereka.
"I know a place where a Royal Flush, can never beat a pair"
Istilah Royal Flush dalam permainan poker merupakan posisi tertinggi sedangkan pair adalah kebalikannya. Tom Waits menggunakan istilah ini, untuk mengungkapkan tingginya posisi seseorang tidak akan pernah dapat mengalahkan mereka yang berposisi rendah.
Bisa juga diartikan bahwa para gelandangan di 5th Avenue, tidak mau hidup berdasarkan aturan para petinggi di sana.
"And even Thomas Jefferson. On The Nickel over there"
Lirik ini cukup menggelitik, karena pada uang koin 5 sen (nickel) memang tertera wajah Presiden ketiga Amerika Thomas Jefferson di salah satu sisinya.
"So here's to all the little boys, the sandman takes you where you're sleepin' with a pillow man on the nickel over there"
Tom Waits mengeluarkan ide cemerlangnya dengan meminjam istilah "the sandman" dan "a pillowman."
The Sandman adalah karakter mitos dalam cerita rakyat Eropa Barat dan Utara yang membuat orang tertidur dan menginspirasi mimpi indah dengan memercikkan pasir ajaib ke mata mereka.
Uniknya dalam lirik ini The Sandman malah mengantar anak-anak gelandangan itu untuk tidur bersama The Pillowman, makhluk mitos yang dapat melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan memberi tahu anak-anak tentang semua penderitaan yang akan mereka hadapi dikemudian hari. The Pillowman lalu memberikan pilihan untuk bunuh diri agar mereka tidak sengsara.
Aku dapat membayangkan para orang tua di Amerika menyanyikan lullaby ini kepada anak-anak mereka sebagai peringatan apabila mereka nakal, maka akan bernasib sama seperti anak-anak gelandangan yang tinggal di "On The Nickel"
Salam.
Widz Stoops - USA, 2 January 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H