Mary memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, tidak untuk pulang ke rumah melainkan mencari alamat orang yang kehilangan anjing tersebut.
"Oh kau telah menemukan anak anjing kami!" Pekik pemilik rumah setelah membuka pintu dan melihat Mary berdiri berdampingan dengan Toby. Tanpa di panggil, Toby langsung memasuki rumah itu, sepertinya memang dari sanalah ia berasal.
Pemilik rumah kemudian menyerahkan uang yang dijanjikan kepada Mary.
"Saya tambahkan lagi ya untuk membeli jaket baru" kata pemilik anjing sambil menunjuk ke arah sobekan yang ada di jaket Mary.
Mendengar itu, Mary langsung antusias untuk pulang. Pikirannya melayang membayangkan uang tersebut akan sangat berguna bagi kedua orang tuanya.
Kaki kecil Mary mulai berlari-lari melalui salju yang masih menumpuk. Mary ingin cepat-cepat tiba di rumah, sebelum hari bertambah gelap. Terlalu tergesa, Kakinya tersandung batu yang tak terlihat olehnya karena tertutup salju.
Mary terjatuh telungkup. Ia berusaha untuk bangun, tetapi kehilangan tenaga. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Dengan susah payah ia berhasil membalikkan tubuh kecilnya dan berbaring di atas salju.
Rasa dingin mengalir ke seluruh tubuhnya, bersamaan dengan kebahagiaan dan kedamaian. Perasaan sama yang pernah ia rasakan saat pertama kali menikmati es krim salju pemberian kakek tuna wisma.
Semua penderitaan hidupnya perlahan seperti menghilang. Rasa sakit dan kesepian. Ia tidak lagi harus mendengar tangisan orang tuanya setiap malam memikirkan penyakitnya yang tak kunjung sembuh.
Sayup-sayup lonceng gereja terdengar. Perlahan matanya mulai tertutup rapat. Semuanya terasa sunyi. Senyap. Bulan masih setengah lingkaran, bintangpun gemerlap.
Widz Stoops, 12.25.2020 - USA