Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Kasih Tak Sampai] Tirai Salju Bulan Desember

5 Desember 2020   06:13 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:17 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by : Anastasia Gepp / pixabay.com

"Kamu cantik banget, beib!" Spontan Boyke melempar pujian itu setelah Devi melepas maskernya. Ia memonyongkan bibirnya ke arah Boyke.

Boyke tersenyum meraih bahu Devi kedekatnya. Tanpa ragu Devi menyandarkan kepalanya ke dada bidang Boyke sambil terus berjalan menuju kerumunan tamu.

"So, before you go
Was there something I could've said to make your heart beat better?
If only I'd have known you had a storm to weather"

Devi memejamkan mata mengumpulkan serpihan kenangan yang berdansa diiringi alunan lembut Lewis Capaldi. Bibir tipisnya tersenyum lemah, masih terngiang dalam ingatan: Boyke memintanya menjadi pendamping hidupnya di hadapan peserta pesta.

Teman-teman wanitanya memeluk Devi dan meninggalkan rasa turut berbahagia pada pipinya. Kegembiraannya terbang menuju awan, membuat Devi tergagap. Senyum memesona dan bisikan lirih dari kekasihnya menjadi jawaban terindah bagi Boyke.

Devi menghela napas panjang yang memenuhi rongga dadanya. Boyke merunduk lalu mendadak menghentakkan rambut ikalnya. Boyke termangu dalam ruang tunggu, tidak memiliki kepastian.

Waktu dan keadaan memisahkan kedua sejoli saling berjanji dalam ikatan suci. Boyke merasa menyatu dengan jiwa Devi yang sedang lara.

Tanpa disadari, bendungan di mata Boyke pecah. Entah sudah keberapa kalinya ia menyeka sungai di pipi dengan tisu yang ditarik dari kotak hampir kosong.

Ia menyesali semua perbuatannya. Menghadiri pesta ulang tahun Roy dengan mengajak kekasihnya adalah hal terbodoh yang ia pernah lakukan selama hidupnya.

"Rapid test bull-shit," teriakannya memenuhi ruang kosong. Ingin rasanya ia menuntut perusahaan yang membuat alat tes itu. Namun percuma saja, toh semuanya belum tentu dapat mengembalikan belahan jiwanya.

Boyke menundukkan kepala lagi, berdo'a semoga keajaiban itu datang. Ia ingin memanjakan Devi kembali. Menggembirakannya. Segera mengikatnya dalam janji suci untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun