Terinspirasi oleh artikel lama.
Di zaman Romawi Kuno, Dewa Vesta adalah Dewa perapian dan rumah. Dewa Vesta tidak di lambangkan dengan patung seperti Dewa-Dewa lainnya, tetapi di lambangkan dengan api yang di tempatkan di dalam tempat pemujaan yang terletak di tengah-tengah kota. Api tersebut harus berkobar terus menerus siang dan malam.
Vesta adalah sumber di mana penduduk Roma dapat mengambil api untuk keperluan rumah tangga. Dalam keagamaan, Vesta berfungsi sebagai pengganti penjaga rumah.
Sedangkan di masa Imperial, Vesta diberlakukan sebagai api rumah tangga Kaisar.
****
Sendirian, seorang Dewi penjaga Vesta (api suci) atau lebih dikenal sebagai Vestal Virgin berjalan menuju ruang hukuman. Disaksikan khalayak ramai sang Vestal Virgin menyatakan bahwa dia tidak bersalah.
Tapi semua sia-sia. Pengadilan telah menjatuhkan vonis bersalah untuknya.
Hukumannya? Dijebloskan ke dalam ruang bawah tanah! Yang mana di dalamnya tersedia tempat tidur, selimut, lentera dan juga persediaan makanan seperti roti, susu, minyak olive dan air minum.
Sayangnya, persediaan makanan tersebut hanyalah untuk beberapa hari saja dan yang lebih tragis lagi tak akan ada kesempatan bagi sang Vestal Virgin untuk dapat keluar dari sana. Dengan kata lain, dia telah dikubur hidup-hidup.
Vestal Virgin yang malang itu bernama Vestal Aquilia Severa, yang merupakan salah satu dari enam Vestal Virgin yang dipilih secara seksama dari keluarga aristokrat.
Dengan kematian Vestal Aquilia, Vestal Virgins yang tadinya berjumlah enam perawan yang dipilih sejak mereka masih kecil, kini hanya beranggotakan lima orang.
Ini berarti, pemilihan Vestal Virgin baru harus segera dilaksanakan.
Licinia, gadis kecil berumur enam tahun yang kebetulan berada di jalan, menyaksikan hukuman Vestal Aquilia, tidak pernah menyangka kalau beberapa hari kemudian ia akan terpilih menjadi Vestal Virgin.
Umurnya yang sangat belia, garis keturunannya yang berasal dari keluarga aristokrat, bentuk tubuh yang sempurna dan kesehatannya yang prima menjadikan Licinia sebagai calon yang sempurna dan tepat menjadi Vestal Virgin.
Kedua orang tua Licinia sangat bangga anaknya menjadi yang terpilih.
"Aku menobatkan dirimu, Liciana, untuk menjadi Vestal Virgin yang akan melaksanakan upacara sakral yang merupakan hukum bagi Vestal Virgin melakukannya atas nama orang-orang Romawi, dengan kondisi dan syarat yang sama seperti Vestal Virgin terbaik sebelumnya"
Begitu ucapan pendeta di hari penobatan. Liciana kecil bergetar dan sangat takut.
Namun dia tidak mempunyai pilihan lain kecuali harus patuh dan menjalankan tugas yang telah diberikan kepadanya. Sedikitnya untuk tiga puluh tahun mendatang, menjaga api suci (Vesta) dari kepadaman.
Sepuluh tahun pertama merupakan tahun-tahun pembelajaran bagi si gadis kecil Licinia.
Licinia dilatih bagaimana menjadi 'Vestal Virgin' dengan tugas yang paling utama yaitu merawat dan menjaga agar api suci Vesta tetap terus berkobar.
Seperti kelima Vestal Virgin yang masih tersisa lainnya, Vestal Licinia bergantian menjaga dan merawat api Vesta. Kobaran api Vesta mewakili dua hal yaitu :
Pertama, Roma akan tetap terus menjadi Negara terkuat di dunia. Jika api padam itu pertanda bahwa Roma dalam bahaya.
Kedua, sebagai simbol keperawanan abadi Vestal Virgin.
Saat itu keperawanan tidak hanya sebagai simbol kemodisan, spirit dan raga , tetapi juga simbol kemurnian ritual itu sendiri.
Vestal Licinia tahu pasti bahwa dia tidak boleh membiarkan api Vesta padam. Hidupnya, juga Vestal Virgin lainya serta keselamatan hidup negaranya bergantung pada kobaran api Vesta.
Vestal Licinia belajar bagaimana mengambil air dari sumber air terdekat untuk membersihkan tempat pemujaan, mempelajari kapan jadwal-jadwal ritual di adakan, persiapannya dan bagaimana ritual diadakan.
Pada saat Vestal Licinia menyelesaikan masa latihannya, dia kini berusia 16 tahun.Vestal Liciana menyadari semua tingkah lakunya harus mencerminkan sebagaimana layaknya seorang Vestal Virgin.
Pada saat gilirannya mengambil air, matanya harus tetap menunduk ke bawah dan juga harus selalu fokus pada saat ia melaksanakan ritual.
Vestal Liciana mengabdikan seluruh energinya untuk menjadi Vestal Virgin yang terbaik. Dia sangat takut jika api Vesta padam, Negaranya akan menyalahkan dan menuduhnya tidak perawan lagi.
Sangat takut mereka akan mengorbankan dirinya demi keselamatan Negara terlepas apakah dia bersalah atau tidak.
Vestal Liciana teringat kejadian ketika dirinya masih kecil menyaksikan di jalan dengan mata kepala sendiri. Kini dia mengerti mengapa Vestal Aquilia Severa dikubur hidup-hidup.
Setahun yang lalu api Vesta pernah padam. Keenam Vestal Virgins saat itu tentu saja tak dapat menyembunyikannya, karena kelangsungan Negara sangat bergantung pada kobaran api Vesta.
Mereka kemudian melaporkan kepada Pendeta yang langsung melakukan investigasi mencari penyebab padamnya api.
Seseorang melaporkan kepada pendeta, bahwa satu dari keenam Vestal Virgins sudah tidak perawan lagi. Di sanalah awal dari berakhirnya Vestal Aquilia Severa.
Walaupun banyak yang melakukan protes dan menyatakan dia tidak bersalah, tapi semua itu tidaklah cukup. Pengadilan telah menjatuhkan vonis bersalah.
Meskipun hukuman itu bertujuan untuk menyelamatkan Negara, Vestal Licinia sangat sedih akan apa yang telah terjadi dan akan apa yang kini telah ia ketahui.
Jalan hidupnya seperti telah di ukir oleh kematian Vestal lain.
Nyawanya dapat dengan mudah terenggut, karena sesuatu sesederhana padamnya api.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H