Saat itu keperawanan tidak hanya sebagai simbol kemodisan, spirit dan raga , tetapi juga simbol kemurnian ritual itu sendiri.
Vestal Licinia tahu pasti bahwa dia tidak boleh membiarkan api Vesta padam. Hidupnya, juga Vestal Virgin lainya serta keselamatan hidup negaranya bergantung pada kobaran api Vesta.
Vestal Licinia belajar bagaimana mengambil air dari sumber air terdekat untuk membersihkan tempat pemujaan, mempelajari kapan jadwal-jadwal ritual di adakan, persiapannya dan bagaimana ritual diadakan.
Pada saat Vestal Licinia menyelesaikan masa latihannya, dia kini berusia 16 tahun.Vestal Liciana menyadari semua tingkah lakunya harus mencerminkan sebagaimana layaknya seorang Vestal Virgin.
Pada saat gilirannya mengambil air, matanya harus tetap menunduk ke bawah dan juga harus selalu fokus pada saat ia melaksanakan ritual.
Vestal Liciana mengabdikan seluruh energinya untuk menjadi Vestal Virgin yang terbaik. Dia sangat takut jika api Vesta padam, Negaranya akan menyalahkan dan menuduhnya tidak perawan lagi.
Sangat takut mereka akan mengorbankan dirinya demi keselamatan Negara terlepas apakah dia bersalah atau tidak.
Vestal Liciana teringat kejadian ketika dirinya masih kecil menyaksikan di jalan dengan mata kepala sendiri. Kini dia mengerti mengapa Vestal Aquilia Severa dikubur hidup-hidup.
Setahun yang lalu api Vesta pernah padam. Keenam Vestal Virgins saat itu tentu saja tak dapat menyembunyikannya, karena kelangsungan Negara sangat bergantung pada kobaran api Vesta.
Mereka kemudian melaporkan kepada Pendeta yang langsung melakukan investigasi mencari penyebab padamnya api.
Seseorang melaporkan kepada pendeta, bahwa satu dari keenam Vestal Virgins sudah tidak perawan lagi. Di sanalah awal dari berakhirnya Vestal Aquilia Severa.