Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Oda Mae

2 Januari 2020   03:58 Diperbarui: 2 Januari 2020   04:02 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oda Mae, sumber website Etsy.com

Gendis, satu-satunya anak perempuan dari enam bersaudara, hidup di kota Jepara bersama kedua orang tuanya. Ayah Gendis adalah pengusaha eksportir mebel yang cukup sukses di kotanya. Setelah lulus SMA, ayahnya mengirim Gendis untuk meneruskan kuliah di Amerika di mana ia berkenalan dengan Elio, pemuda Italy yang cukup tampan .

Elio begitu mencintai Gendis dan memperlakukannya bak seorang putri yang paling cantik di dunia. Gendis pun demikian, sangat mencintai Elio dan memperlakukannya seperti layaknya  pangeran yang tertampan di seantero jagad ini. Di mana-mana mereka berdua selalu terlihat mesra. Dua sejoli ini membuat orang-orang di sekeliling mereka iri dibuatnya.

Tidak heran kalau mereka bertunangan jauh sebelum lulus kuliah dan memutuskan menikah tidak lama setelah kuliah mereka selesai, meskipun pernikahan itu tidak mendapat restu dari kedua orang tua Gendis, yang sudah mengecam untuk menghentikan segala bentuk bantuan keuangan apabila ia tetap menikah dengan Elio.

Bertolak belakang dengan Gendis yang sebelum menikah orang tuanya selalu memenuhi segala apa yang diinginkannya, Elio berasal dari keluarga Imigran Italy yang mengadu keberuntungan di Amerika dan hidup dalam keprihatinan.

Setelah menikah, orang tua Elio menawarkan mereka tinggal di rumah bersamanya untuk sementara waktu agar mereka dapat menghemat dan menabung. Namun baru menjelang sebulan tinggal bersama mertuanya, Gendis pun hamil. Tentu saja ini bukanlah keadaan yang ideal bagi sang pengantin baru. Di samping masih sangat muda, tinggal bersama dengan mertua di rumah yang kecil kadang tidaklah mudah, hal ini membuat Gendis cukup stress dan tertekan. Tapi untuk membeli rumah sendiri, keuangan mereka belumlah mencukupi.

Elio bekerja sangat keras, kadang pekerjaannya menuntut Elio bepergian dan menginap di luar kota. Gendis sering merasa kesepian dan sedih. Tak lama kemudian bayi laki-laki mereka pun lahir dan diberi nama Gelio. Gendis pun memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengisi kesehariannya dengan kesibukan mengurus bayi laki-lakinya itu.

Suatu hari Elio pulang kerja membawa kabar gembira. Dia baru saja mendapatkan promosi dari tempatnya bekerja. Gendis senang bukan kepalang, meskipun dia mengerti bahwa ini berarti Elio akan jarang pulang tapi akan ada peningkatan dalam keuangan mereka, yang juga berarti mereka akan mampu menyewa apartemen sendiri.

Waktupun berlalu, akhirnya mereka mendapatkan apartemen tidak jauh dari kantor tempat Elio bekerja. Meski apartemen tersebut jauh dari istilah apartemen idaman dan terletak di dalam gedung yang sudah tua. Ada empat apartemen di setiap lantainya dan setiap apartemen saling berhadapan satu sama lain. Bagi Gendis keadaan ini jauh lebih baik ketimbang harus menumpang tinggal bersama mertua.

Sebagai pendatang baru, Gendis memutuskan untuk bertandang memperkenalkan diri kepada penghuni apartemen lainnya. Apartemen pertama yang dikunjungi Gendis adalah apartemen yang terletak berhadap-hadapan dengan apartemennya. Gendis mulai komat-kamit melatih kalimat-kalimat yang akan di ucapkan kepada tetangganya itu.

Baru saja Gendis mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, tiba-tiba mendadak saja pintu apartemen terbuka, Gendis pun mundur beberapa langkah. Terlihat rantai pintu masih menempel dan pintu sedikit dibuka. Seorang wanita tua  berusia sekitar 80 tahun mencoba mengintip dari sela-sela pintu seakan curiga.

"Hi .. saya orang baru disini ! Nama ... "  Belum juga Gendis mengakhiri kalimatnya, wanita tua itu langsung memotongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun