The mayor hides the crime rate, councilwoman hesitates
Public gets irate, but forgets the vote date
This system's gonna fall soon, to an angry young tune
And that's a concrete cold fact.
Album Cold Fact laku keras di pasaran, ketenaran Rodriguez di Afrika Selatan melebihi Elvis maupun Beatles. Hampir setiap orang pada waktu itu mempunyai albumnya. Walaupun demikian penggemar Rodriguez tidak tahu sedikitpun tentangnya. Yang mereka tahu adalah Rodriguez telah mati bunuh diri dengan membakar dirinya sendiri di atas panggung didepan para penonton. Dari mana sumber berita hoax itu berasal? Tak seorangpun mengetahuinya.
Sekali lagi Rodriguez tidak tidak tahu hal ini terjadi dan seperti yang sudah-sudah tidak pernah mendapatkan uang sepeserpun dari penjualan albumnya.
Steven Segerman pemilik studio rekaman di Cape Town yang juga fans Rodriguez, merasa perlu bukti tentang berita kematian Rodriquez, kemudian menggalang fans Rodriguez dan mulai melakukan investigasi dengan membuat website didedikasikan untuk mencari kebenaran tentang apa yang terjadi terhadap Rodriguez.
Suatu hari anak perempuan Rodriguez yang paling tua tidak sengaja menemukan website itu dan sangat terkejut mengetahui ayahnya yang digossipkan mati langsung menghubungi website tersebut.
Steven Segerman mewakili fansnya dari South Afrika berangkat ke Detroit untuk melihat sendiri kalau ternyata Rodriquez masih hidup. Tetangganya mengenal Rodriguez sebagai orang berkarakter aneh yang suka berjalan keliling kota dengan gitarnya. Bahkan ada beberapa orang disekitar tempat Rodriguez tinggal, menyangkanya sebagai tunawisma yang baik hati.
Tahun 1998 fans di Afrika Selatan mengundangnya untuk tour disana. Rodriguez datang bersama tiga orang anaknya dan hampir saja menolak ketika dijemput di Airport dengan limosine. Karena Rodriguez berpikir itu disediakan untuk selebriti lain dan tidak menyangka kalau limosine itu didatangkan khusus untuknya.
Rodriguez tidak berharap banyak akan undangan tour tersebut dan memperkirakan sekitar 30-50 orang yang bakal hadir. Tapi pada saat keluar menuju panggung barulah Rodriguez menyadari kalau ada sekitar 5000 pengunjung datang malam itu. Penggemarnya tidak membiarkan Rodriguez langsung bernyanyi, tapi memberikannya standing ovation selama 10 menit.
Beattles dan Rolling Stones pernah juga mendapat sambutan gila seperti ini, tapi bagi mereka Rodriguez adalah 'soundtrack' dari sejarah kehidupan rakyat Afrika Selatan dan Rodriguez yang disangka telah mati ternyata masih hidup, ini seolah seperti Lazarus yang bangkit dari kematiannya. Konsernya malam itu bukan hanya sukses tapi seperti suatu keajaiban.
Setelah sukses konsernya yang tak terduga di Afrika Selatan, Rodriguez kembali ke tempat asalnya yang kumuh di Detroit, tidak ada tepukan, tidak ada teriakan orang-orang yang mengelu-elukan namanya.
Seperti tidak pernah terjadi apa-apa, kesuksesan di Afrika Selatan bagaikan mimpi. Kembali menjalani kehidupannya sebagai kuli bangunan dan sekali-sekali bernyanyi di bar/pub kecil di daerahnya. Rodriguez seperti mencintai kemiskinannya, karena baginya miskin bukan berarti kotor, miskin bukan berarti bodoh, miskin bukan berarti jahat. Miskin berarti harus bekerja lebih keras dan tidak ada yang salah dengan itu.