Beberapa tahun lalu lagu ini pernah dinobatkan menjadi lagu yang paling banyak didengarkan selama 75 tahun terakhir. Tidak bisa dipungkiri Procol Harum memang pantas menyandang gelar tersebut, karena lirik lagunya diciptakan bukan hanya melulu dari kumpulan kata kata yang dirangkai dan diberi sentuhan musik agar terdengar enak.
Lagu ini sebetulnya penuh dengan eksperimen. Keith Reed sang pencipta lirik yang juga pecinta seni -salah satunya lukisan-lukisan karya Dally- mencoba memasukkan seni kedalam lirik yang diciptakannya.
Bukan Keith Reed namanya kalau tidak memberikan bumbu drama didalamnya. Tidak hanya menceritakan tentang sepasang kekasih, tapi lagu ini juga sarat akan cerita.
Seperti menonton sebuah film, ada karakter, lokasi, perjalanannya, bahkan pendengar dapat merasakan dan mencium bau suasananya.
Jadi, memang ada inti yang bisa ditarik dari perjalanan tersebut dan sebetulnya sangat sederhana yaitu hubungan sepasang kekasih yang akhirnya harus berpisah karena perbedaan diantara mereka yang tidak bisa dikompromikan lagi. Sementara ide musiknya dibuat secara tidak sengaja oleh Gary Brooker vokalis Procol Harum yang juga menyukai lagu-lagu klasik.
Pada suatu hari, Gary sedang memainkan lagu Van Bach 'Air on the G String' dengan pianonya dan berbuat kesalahan di 'bar' kedua dari lagu tersebut namun ketimbang berhenti Gary malah meneruskan dengan improvisasinya sendiri hingga terciptalah musik untuk lagu ini.
Lalu siapa 16 Perawan Vestals itu? Tidak tanggung-tanggung, Keith Reed membawa pendengarnya kembali ke era zaman Romawi Kuno.
Bayangkan, 700 tahun sebelum kelahiran Yesus, kalian adalah Numa Pompilius, seorang Raja di Roma dan para ahli spiritual mengatakan Dewi-Dewi Vestal akan melindungi daerah kekuasaan kalian dari mara bahaya.
Syaratnya? Kalian harus menyalakan api suci atau Vesta dan harus menjaganya untuk tetap terus berkobar. Bagaimana caranya ? Setelah berfikir masak-masak akhirnya diputuskan bahwa satu-satunya yang mampu mengemban tugas itu adalah perawan-perawan yang terpilih.
Perawan-perawan terpilih inilah yang disebut 'The Vestal Virgins' atau singkatnya disebut Vestals. Keperawanan merupakan peranan penting dalam proses menjalankan tugas menjaga api suci Vesta agar tetap terus berkobar.
Perawan-perawan atau Vestals tersebut juga diperhatikan bibit, bebet dan bobotnya. Mereka dipilih sejak masih anak-anak sekitar usia 6-10 tahun, tidak hanya harus dalam keadaan yang prima dan tidak mempunyai cacat fisik tapi mereka juga berasal dari keturunan bangsawan.
Upacara suci Vesta hanya dapat dilakukan oleh para perempuan yang lugu dan masih suci hatinya. Pada saat itu dipercaya apabila keperawanan mereka hilang, api suci Vesta akan padam dan ditakutkan Roma pun akan hancur.
Vestals tidak mengemban tugas ini seumur hidup, hanya 30 tahun. Setelah itu mereka bebas menghabisi sisa hidup mereka untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Sebagai Vestal atau mantan Vestal mereka juga diberikan banyak fasilitas-fasilitas yang para perempuan biasa hanya cuma bisa bermimpi.
Pada zaman itu perempuan secara hukum dikontrol dan dipengaruhi oleh ayah atau suami. Mereka tidak punya pengaruh apapun dan tidak bisa memiliki properti tanah.
Tapi lain halnya dengan Vestals, mereka adalah perempuan-perempuan pilihan. Upacara yang mereka lakukan memegang peranan penting dan menjadi satu-satunya upaya untuk menjaga Roma dari kehancuran. Karena peranan itulah yang menjadikan mereka perempuan penting di Kerajaan Roma.
Vestals tidak hanya dibebaskan dari pengaruh ayah mereka, tapi juga bisa memiliki tanah properti, bisa vote, dipercaya untuk mengurusi dokumen-dokumen penting, duduk di kelas VIP pada acara-acara penting kerajaan dan masih banyak lagi fasilitas yang diberikan.
Awalnya ada enam gadis kecil yang terpilih di usia 6-10 tahun untuk menjalankan pendidikan khusus selama 10 tahun dan menjadi Vestals yang bertugas menjalani ritual Vesta selama 10 tahun, setelah itu mereka dianggap Vestals senior yang akan mendidik enam generasi berikutnya selama 10 tahun. Jadi total keseluruhan pengabdian adalah 30 tahun.
Sedangkan jumlah keseluruhan dalam satu group adalah 18 , enam senior, enam pelaku ritual dan enam generasi penerus. Lalu kenapa Procol Harum hanya menyebutkan 16? Kemana dua Vestals ainnya? Baca terus artikel ini yaa
Apa yang akan terjadi apabila gadis Vestal menikah pada saat masih menjalankan tugas? Ini pernah terjadi pada saat Kaisar Roma ke-25 Elagabalus jatuh cinta pada salah satu Vestal Aquilia Severa dan memaksanya untuk menikah.
Hingga api suci Vesta pun menjadi padam. Tentu saja ini membangkitkan kemarahan Rakyat Roma yang kemudian membunuh Kaisar Elagabalus dan memotong-motong jenasahnya sebelum dibuang ke sungai Tiber.
Lalu bagaimana nasib Vestal Aquilia Severa? Karena telah melanggar peraturan, Vestal Aquilia Severa dimasukan ke ruangan bawah tanah dengan disediakan sedikit makanan dan minuman yang mungkin hanya cukup untuk beberapa hari dan kemudian ruangan itu ditutup rapat-rapat atau secara halus Vestal Aquilia Severa telah dikubur hidup-hidup.
Marcus Licinius Crassus, seorang yang kaya raya pada zaman itu juga mencoba menarik perhatian Vestal Licinia. Ini juga mengakibatkan padamnya api suci Vesta . Mereka berdua dibawa ke persidangan. Tidak jelas vonis apa yang dijatuhkan untuk mereka berdua.
Mungkin dua kasus inilah yang dijadikan alasan kenapa Keith Reid hanya menyebutkan 16 Vestal Virgins dalam lagu 'The Whiter Shade Of Pale'.
Procol Harum sendiri kemudian memilih untuk menghilangkan beberapa bait akhir dalam lagunya, dengan alasan terlalu panjang dan dua kali lebih lama dari versi pendeknya. Atau mungkin, dengan dihilangkannya beberapa bait lagu itu Procol Harum ingin membiarkan pendengarnya memecahkan sendiri misteri hubungan sepasang kekasih tersebut atau mungkin mereka menganggap akhir cerita yang ada dalam bait itu terlalu tragis untuk di suguhkan. Sama tragisnya dengan nasib Procol Harum sendiri.
Matthew Fisher pemain drum Procol Harum pada saat lagu ini direkam menuntut Royalti dan membawa Prokol Harum empat kali ke pengadilan sejak tahun 1972 hingga 2008. Setelah 40 tahun akhirnya Matthew Fisher memenangkan kasusnya pada akhir July 2009.
Disamping telah meraih beberapa penghargaan, lagu 'Whiter Shade Of Pale' juga telah dipakai untuk 'soundtrack' beberapa film. Penyanyi terkenal pun juga telah membuat 'remake' lagu ini seperti Annie Lennox, Eric Clapton dan lain-lain.
Lagu yang berumur lebih dari setengah abad ini masih sering dinyanyikan anak-anak muda berbakat di ajang kompetisi berkelas seperti American Idol, X Factor, American Got Talent, The Voice dan masih banyak lagi.
Jadi lain kali kalian mendengarkan 'Whiter Shade Of Pale', ingatlah akan nasib gadis-gadis kecil yang terpilih itu karena sesungguhnya mereka justru tidak punya pilihan kecuali mematuhinya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H