Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Aku dan "Grandpa" Elliot

25 Oktober 2018   23:20 Diperbarui: 28 Oktober 2018   10:23 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut aku gila atau rada-rada atau terserahlah mau disebut apa, tapi aku memang benar-benar suka sekali dengan pengamen yang satu ini. 

Terus terang aku nggak gitu suka nyeritain orang, tapi kali ini rasanya aku merasa perlu menceritakan kakek tua keren yang pernah aku temukan seumur hidupku.

Kunjungan pertamaku ke New Orleans (Nawlins) sebetulnya adalah misi mencari Grandpa Elliot. Aku sudah tahu akan reputasinya di New Orleans sebagai pengamen atau musisi jalanan, suaranya yang khas, pribadinya yang unik telah menarik perhatian yang sangat tak terhingga dari penggemarnya di berbagai pelosok belahan dunia selama bertahun-tahun lamanya.

Dokpri
Dokpri
Memang ada ribuan musisi jalanan yang datang dari berbagai tempat didunia untuk  mengadu nasib di New Orleans, tapi Grandpa Elliot bukanlah musisi jalanan biasa, selama berpuluh-puluh tahun beliau  sudah merupakan ikon musisi jalanan di New Orleans.

Grandpa Elliot sangat identik dengan French Quarter, salah satu area di New Orleans yang sarat dengan artis dan musisi  berbakat. Tidak afdol rasanya kalau ke French Quarter tanpa bertemu dengannya. Orang-orang setempat atau pengunjung reguler di French Quarter menganggap Grandpa Elliot sebagai suatu anugerah dan penyemangat dibalik revitalisasi kota setelah badai Katrina. 

Suaranya seolah mengingatkan kita bahwa lewat musik kita dapat membangkitkan jiwa dan semangat untuk melalui semua kesulitan yang ada.

Saat menuju ke Royal dan Toulouse Street, aku melihat Grandpa berdiri disudut. Perlahan aku mendekat dan memperkenalkan diri. Grandpa tersenyum dan kamipun memulai percakapan yang ringan tapi cukup berarti. Aku memulainya dengan menanyakan tentang kabarnya, grandpa menjawab dengan halus.

"Sedang tidak baik kabarnya!"
" Kenapa Grandpa? Mau cerita?" Jawabku sedikit kepo.
"Oh nggak .. nggak .. nggak mau  cerita kalau sedang di French Quarter!"

Kemudian aku bertanya tentang dia sebagai Public Figure yang kadang sibuk tour keliling di dalam dan luar negeri, tapi tetap saja selalu kembali jadi musisi jalanan. Grandpa menjawab : 

"Soalnya indah sekali disini, kalau aku nggak sibuk tour keliling, ya pasti disini . Kadang-kadang bisa sampai 24 jam sehari. Aku nggak bisa lah ninggalin tempat ini, karena kalau aku pergi, banyak yang akan terenggut dari sini."

Terus terang aku sendiri tidak begitu paham dengan maksud dari alasannya itu. Tanpa ambil pusing, aku malah bertanya lagi .

"Grandpa, pernah merasa kecewa gag?"
"Oh, gag pernah, kita tidak akan pernah kecewa, tidak pernah ada kekecewaan di French Quarter! Baik atau buruk tempat ini adalah tempat penuh kasih!" Jawabnya penuh senyum.
"Aku gag ngerti, kenapa gag pernah kecewa?" Tanyaku.

Grandpa terdiam, membiarkan angin menyentuh ke wajahnya dan berhembus kejenggotnya. 

" Maksudku gag kecewa yaitu kalau kamu datang kesini memberikan kasih dan cintamu, maka kamu akan mendapatkan hal yang setimpal. Tapi seandainya kamu kesini tanpa memberikan apa-apa, kamu akan tetap mendapatkan kasih dan cinta di French Quarter!"

Kemudian Grandpa  bercerita tentang perjalanannya ke Eropa dimana beliau berkesempatan bernyanyi serta bertemu dengan Ratu Inggris.

Setelah puas mendengar ceritanya, dengan sedikit ragu aku sempat meminta berphoto dengan Grandpa sebelum mengucapkan selamat tinggal. 

Baru lima langkah aku beranjak pergi, tiba-tiba terdengar teriakan halus dari belakang

" Ada rencana balik lagi kesini, young lady?" Tanya Grandpa
" Dalam waktu sekejap, aku pasti kembali! Jawabku sambil menoleh kebelakang.

Takut Grandpa tidak mendengar jawabanku, aku kembali menoleh dan setengah berteriak.

"Pastilah Grandpa, secepatnya!"

Manusia sama dimana-mana, ada yang baik , ada yang jahat tapi janganlah kita fanatik dan menggangap semua orang sama. Nilailah seseorang dari sikap baik atau tidak baiknya dengan tanpa berprasangka.

Grandpa Elliot adalah harta yang tak ternilai, sedihnya orang seperti beliau tersembunyi dalam ketidakpastian selama berpuluh-puluh tahun. Dengan suara khasnya yang menggelitik jiwa dan tiupan harmonikanya yang  membangkitkan spirit, Grandpa Elliot terus mempesona para penggemarnya dari sudut jalan.

Dokpri
Dokpri
Kalau kalian sempat berkunjung ke New Orleans, datanglah ke French Quarter dan carilah Grandpa Elliot disudut antara Royal dan Toulouse Street., satu blok dari Bourbon Street. Tidak akan susah mencari Grandpa Elliot, kakek tua berjenggot dengan baju khasnya kaos lengan panjang merah dan blue jeans overalls. 

Grandpa senang kalau diberi uang atau cincin, tapi kalau kalian tidak punya keduanya, tidak perlu khawatir, karena di French Quarter kita tidak boleh merasa khawatir (ini peraturan dari Grandpa Elliot). Jadi silahkan berkunjung dan carilah Grandpa Elliot. 

Seperti yang pernah dikatakannya, kalaupun kalian tidak bisa memberikan sesuatu  di French Quarter kalian tetap akan mendapatkan sesuatu disini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun