Mohon tunggu...
Widiya RetnoWahyuni
Widiya RetnoWahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tugas tugas ppg

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Widiya_Computational Thinking_Aksi Nyata-T1

7 Mei 2024   22:40 Diperbarui: 7 Mei 2024   22:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama:Widiya Retno wahyuni
NIM : 23021141053
Mata Kuliah: Computational Thinking
Tugas: Unggah Portofolio --- Aksi Nyata --- Topik 1 

Hasil Diskusi Eksplorasi Konsep dan Ruang Kolaborasi Kelompok 2

CT adalah proses berpikir dalam memformulasikan persoalan dan berstrategi dalam menentukan/memilih solusi yang efektif, efisien, optimal untuk dikerjakan oleh agen pemroses informasi (solusi) tersebut. Agen pemroses informasi yang dimaksud adalah manusia atau komputer. Ada tiga hal utama yang terdapat pada definisi CT tersebut, yaitu persoalan, solusi yang efektif, efisien, dan optimal, serta agen pemroses informasi. 

Empat Fondasi CT

 CT memiliki empat fondasi yang menjadi landasan pemecahan persoalan yaitu dekomposisi (decomposition), algoritma (algorithm), pengenalan pola (pattern recognition), dan abstraksi (abstraction). 

Dekomposisi: Dekomposisi adalah pembagian persoalan ke dalam beberapa sub-persoalan yang lebih kecil. 

Pengenalan pola: Pengenalan pola adalah pengamatan atau analisis terhadap berbagai kesamaan yang ada di antara persoalan-persoalan. Jika seseorang telah berkali-kali menyelesaikan persoalan, diharapkan dapat menemukan pola dari persoalan-persoalan sejenis dan juga pola dari solusi-solusi yang dirancang/diimplementasikan. 

Abstraksi: Abstraksi adalah proses eliminasi bagian-bagian yang tidak relevan dari suatu persoalan. Dengan abstraksi, dapat dibuat suatu blueprint penyelesaian persoalan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sejenis. 

Algoritma: Algoritma adalah langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu persoalan. Algoritma harus disusun dengan jelas, runtut, lengkap, efisien, dan tidak menyalahi batasan-batasan dalam persoalan tersebut.

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai "komputer", TIK, dan robot tapi membutuhkan CT.

  • Menangani ban bocor di jalan
  • Menentukan pakaian yang cocok di suatu event
  • Mau masak apa hari ini
  • Mengambil keputusan mau sarapan dulu atau mandi dulu
  • Menentukan skala prioritas
  • Manajemen waktu yang dalam kegiatan sehari-hari
  • Memahami kapasitas diri
  • Menangani konflik dalam diri
  • Mengambil keputusan disaat darurat, seperti motor mogok di jalan segera mencari solusi bukan menangis di jalan, ketika konflik dengan pasangan tidak mengumbar ke publik
  • Tidak melakukan self-harm, seperti tidak makan dan minum, menunda berobat, begadang untuk melakukan pekerjaan orang lain
  • Tidak menganggap bantuan sebagai kewajiban bagi mereka yang membantu
  • Tidak membantu untuk sesuatu yang diluar kapasitas
  • Mengolah limbah rumah tangga sebelum dibuang ke alam
  • Memilih menggunakan kendaraan minim emisi
  • Tidak menyiksa binatang

Penjabaran dari contoh-contoh di atas dapat disimak pada form Ruang Kolaborasi gambar di bawah ini. 

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Adapun feedback yang diberikan oleh kelompok lain pada bagian Demonstrasi Kontekstual, diantaranya adalah:

Tanggapan:

Feedback/pertanyaan:

Tanggapan/solusi:

Pertanyaan 1(Popy)

Bagaimana penerapan kemampuan berpikir kritis (CT) dalam menangani situasi darurat seperti motor mogok di jalan?

Jawaban: Pada situasi darurat seperti motor mogok di jalan, kemampuan berpikir kritis akan teruji dalam pengambilan keputusan cepat dan efektif. Individu perlu mengevaluasi opsi yang tersedia dengan cepat, mempertimbangkan faktor-faktor seperti lokasi, kondisi motor, waktu, dan keamanan pribadi. Pemikiran kritis membantu dalam menyusun strategi untuk menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Sebagai contoh, apakah lebih baik mencari bantuan dari sekitar, mencoba memperbaiki motor sendiri jika memungkinkan, atau memanggil layanan darurat. Dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, individu dapat mengambil keputusan yang tepat dan efisien dalam mengatasi situasi darurat tersebut.

Pertanyaan 2(Noni)

Bagaimana kemampuan berpikir kritis dapat membantu seseorang dalam menentukan skala prioritas dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Kemampuan berpikir kritis memainkan peran penting dalam menentukan skala prioritas dengan membantu individu untuk mempertimbangkan secara rasional mana yang lebih penting atau mendesak dalam suatu situasi. Ini melibatkan proses evaluasi dan analisis terhadap berbagai faktor yang terlibat, seperti urgensi, dampak, dan ketersediaan sumber daya. Dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, seseorang dapat membuat keputusan yang bijaksana dan efisien tentang apa yang harus diprioritaskan, sehingga mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber daya.

Pertanyaan 3(Baharudin)

Bagaimana penerapan kemampuan berpikir kritis membantu individu dalam manajemen waktu sehari-hari?

Jawaban: Kemampuan berpikir kritis membantu individu dalam manajemen waktu sehari-hari dengan memungkinkan mereka untuk merencanakan, mengorganisir, dan memprioritaskan tugas-tugas mereka secara efektif. Melalui pemikiran kritis, seseorang dapat mengidentifikasi tugas-tugas yang paling penting dan mendesak, mengalokasikan waktu dengan bijaksana untuk setiap tugas, serta menentukan urutan atau prioritas yang tepat dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, penerapan kemampuan berpikir kritis membantu individu untuk mengelola waktu mereka dengan lebih efisien dan produktif.

Ditulis dalam lembar kerja berikut:

dokumentasi penulis
dokumentasi penulis
Ada satu pertanyaan yang saya ajukan pada Elaborasi Pemahaman mengenai hal yang saya rasa belum saya pahami dengan baik, yakni : Dalam konteks Computational Thinking, bagaimana peserta didik dapat mengidentifikasi bagian-bagian penting saat menyelesaikan suatu tugas dan mengabaikan detail yang tidak relevan untuk memudahkan pemecahan masalah? 

yang dijawab oleh teman saya(Clarita):

Sebagai seseorang yang tertarik pada Computational Thinking, saya sering kali bertanya pada diri sendiri bagaimana saya dapat mengidentifikasi bagian-bagian penting dari suatu tugas dan mengabaikan detail yang tidak relevan untuk mempermudah pemecahan masalah. Saya melihat Computational Thinking sebagai suatu pendekatan yang sistematis dan efektif untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang terstruktur.

Pertama-tama, saya percaya bahwa pemahaman masalah secara menyeluruh sangat penting. Dengan memahami tujuan akhir dan batasan yang ada, saya dapat lebih fokus pada apa yang benar-benar perlu diselesaikan. Selanjutnya, saya cenderung mencari pola atau struktur dalam masalah tersebut. Dengan mengenali pola-pola ini, saya dapat mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang perlu saya perhatikan.

Saya juga suka membuat pemetaan masalah atau aliran kerja. Dengan memvisualisasikan langkah-langkah yang harus diambil, saya dapat melihat dengan jelas bagian-bagian penting yang harus saya fokuskan. Selain itu, saya senang mengelompokkan informasi ke dalam kategori-kategori atau submasalah. Hal ini membantu saya memprioritaskan langkah-langkah yang harus saya ambil.

Abstraksi dan generalisasi juga merupakan aspek yang saya anggap penting. Dengan mengidentifikasi pola umum dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan secara luas, saya dapat mempercepat proses pemecahan masalah. Saya juga selalu mempertimbangkan solusi alternatif dan melakukan refleksi setelah menyelesaikan tugas. Hal ini membantu saya meningkatkan kemampuan saya dalam memecahkan masalah di masa depan.

Dengan demikian, bagi saya, Computational Thinking adalah tentang mengidentifikasi bagian-bagian penting dari suatu tugas dan fokus pada hal-hal yang benar-benar relevan untuk mencapai solusi dengan cara yang efektif dan efisien.

Selain itu Computational Thinking dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, yang mana saya tuliskan pada bagian Koneksi Antar Materi.

Contoh Hubungan Critical Thinking (CT) dengan Kehidupan Sehari-hari:

Membuat Keputusan: Setiap hari kita dihadapkan pada berbagai pilihan, mulai dari apa yang akan kita makan hingga keputusan besar dalam karier. CT membantu kita mengevaluasi informasi yang tersedia, mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan, dan membuat keputusan yang rasional dan terinformasi.

Menganalisis Berita: Di era digital ini, kita sering kali dihadapkan pada informasi yang bertebaran di media sosial dan internet. CT membantu kita dalam mengenali berita palsu (hoaks), memeriksa kebenaran dari sumber informasi, dan mengembangkan sikap skeptis terhadap informasi yang tidak terverifikasi.

Memecahkan Masalah: Setiap hari kita dihadapkan pada berbagai masalah, baik itu masalah pribadi maupun profesional. CT membantu kita dalam mengidentifikasi akar masalah, mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah tersebut, dan mengevaluasi efektivitas solusi yang diusulkan.

Penerapan CT dalam Mata Pelajaran yang Akan Saya Ajar:

  • Matematika: Dalam pembelajaran matematika, CT dapat diterapkan dalam memecahkan masalah matematika kompleks, seperti mengidentifikasi pola, menguji kebenaran pernyataan, dan memahami konsep secara mendalam.
  • Bahasa Jawa: Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, CT dapat diterapkan dalam menganalisis teks-teks sastra Jawa, memahami makna-makna dalam latar belakang budaya, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menafsirkan puisi atau cerita Jawa.
  • Bahasa Indonesia: Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, CT dapat diterapkan dalam membaca dan menulis karangan, memahami struktur dan kejelasan argumen, serta mengevaluasi keakuratan informasi yang disajikan dalam teks.
  • Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS): Dalam mata pelajaran IPS, CT dapat diterapkan dalam mengevaluasi sumber-sumber sejarah, mengidentifikasi perspektif yang berbeda dalam suatu peristiwa, dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis terhadap berbagai sudut pandang.
  • Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Dalam mata pelajaran IPA, CT dapat diterapkan dalam menganalisis data percobaan, mengevaluasi kesimpulan ilmiah, dan mengidentifikasi asumsi-asumsi yang mendasari teori-teori ilmiah.
  • Pendidikan Pancasila: Dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila, CT dapat diterapkan dalam mengajak siswa untuk berpikir kritis terhadap nilai-nilai Pancasila, memahami konsekuensi dari berbagai tindakan moral, serta mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara.

Setelah mempelajari Computational Thinking terdapat refleksi yang dilakukan pada Aksi Nyata, yakni: 

1.Harapan/Target dalam Mengikuti Mata Kuliah ini: Saya berharap dapat memperluas pemahaman saya tentang Computational Thinking (CT) dan mampu mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah kompleks. Selain itu, saya juga berharap dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan kemampuan analisis saya melalui pembelajaran CT ini.

2. Pemahaman Baru Setelah Mempelajari CT: Setelah mempelajari CT, saya mendapatkan pemahaman baru tentang bagaimana pendekatan berpikir komputasional dapat digunakan untuk menguraikan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih terstruktur dan solusi yang dapat diimplementasikan dengan lebih efisien menggunakan algoritma dan logika komputasional.

3. Pendapat Mengenai Keberadaan CT dalam Kehidupan: Saya percaya bahwa keberadaan CT sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia teknologi informasi tetapi juga dalam berbagai bidang lainnya seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, dan bahkan kehidupan sosial. Kemampuan untuk berpikir komputasional dapat membantu kita menghadapi berbagai tantangan dengan cara yang lebih sistematis dan efektif.

4. Perasaan Setelah Belajar Mengenai CT: Saya merasa terinspirasi dan termotivasi setelah belajar mengenai CT. Ini memberi saya pandangan baru tentang bagaimana teknologi dan pemikiran komputasional dapat mengubah dunia kita secara positif. Saya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan dan memecahkan masalah dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan efisien.

5. Potensi Kendala yang Mungkin Akan Dialami Selama Mengikuti Kuliah ini: Salah satu kendala yang mungkin saya alami adalah kompleksitas materi CT itu sendiri. Untuk mengantisipasi hal ini, saya akan berkomitmen untuk secara teratur mengikuti perkuliahan, memperdalam pemahaman saya melalui bahan bacaan tambahan, dan aktif berdiskusi dengan teman sekelas atau dosen jika ada konsep yang sulit dipahami. Selain itu, saya juga akan memanfaatkan sumber daya online seperti tutorial dan forum diskusi untuk memperdalam pemahaman saya.

Computational Thinking, ketika diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, dapat memfasilitasi penyelesaian tugas dengan pendekatan yang terstruktur dan sistematis, menghasilkan solusi yang baik. Penggunaan Computational Thinking secara rutin dapat menjadi kebiasaan positif karena melatih otak untuk berpikir secara terstruktur, kritis, dan kreatif dalam menghadapi masalah sehari-hari.

Selain itu, dalam pembahasan ini, saya telah memperoleh pengetahuan baru dari berbagai sumber seperti dosen, internet, dan teman sekelas, terutama mengenai konsep dasar Computational Thinking dan aplikasinya dalam masalah praktis sehari-hari. Meskipun menghadapi beberapa kendala, saya berhasil mengatasi tantangan tersebut. Terima kasih atas kesempatan ini.

Salam Hangat,

Widiya Retno W.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun