Data resmi WHO mencatat bahwa separuh dari gangguan kesehatan jiwa dimulai dari usia 14 tahun. Usia tersebut adalah usia dimana seseorang mulai menemukan hal-hal baru. Peralihan fase dari anak-anak menuju remaja terkadang membuat seseorang kurang siap menghadapinya.  Pada masa ini seseorang cenderung mencoba mengeksplorasi hal-hal baru tanpa mau tahu dampak buruknya. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara anak dan orang tua sangat perlu dilakukan untuk membiasakan anak bersikap terbuka atas segala permasalahan yang dialaminya. Dengan begitu, orang tua juga bisa mengontrol dan berperan untuk membantu  pemecahan masalah yang mungkin sulit dipecahkan oleh anak seumuran mereka.
Berbagi cerita tentang suatu permasalahan kepada teman bisa menjadi salah satu upaya untuk menghindari gangguan kesehatan mental. Saat sedang sedih, seseorang cenderung tidak bisa berpikir jernih. Menyimpannya sendiri hanya akan membuatnya berlama-lama larut dalam kesedihan. untuk itu, peran seorang teman cukup penting karena dia bisa memberikan masukan yang netral tentang permasalahan yang sedang kamu hadapi. Selain itu, selalu tanamkanlah sikap positif dalam menghadapi suatu masalah. Ingat, bukan hanya kamu yang punya masalah, dan kesedihan itu tidaklah bersifat selamanya. Semua akan kadaluwarsa pada waktunya.Â
The only thing more exhausting than having a mental illness is pretending Iike you don't. Hati-hati!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI