Mohon tunggu...
Widi Wahyuning Tyas
Widi Wahyuning Tyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Hidup terasa ringan selama masih ada sayur bayam, tempe goreng, dan sedikit sambal terasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jadi Relawan Bencana, Kenapa Enggak?

2 Oktober 2018   15:24 Diperbarui: 2 Oktober 2018   16:18 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum rampung perkara gempa Lombok yang masih menyisakan puing-puing duka mendalam, Indonesia kembali harus menguatkan hati menghadapi musibah yang kini menimpa Palu dan sekitarnya.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Donggala dan Palu tepat saat adzan magrib berkumandang. Tak hanya getaran gempa yang mengejutkan, Tsunami setinggi 5 meter pun menyusul dan menyapu apa saja yang ada di dekatnya. Situasi Palu saat itu bisa dibilang sangat porak poranda. Tak hanya infrastruktur yang hancur, namun juga hati para korban selamat yang menyaksikan sanak saudaranya tewas tertimbun reruntuhan bangunan tanpa sempat menyelamatkan diri. 

Korban selamat patut bersyukur karena masih bisa lolos dari dahsyatnya bencana kemarin meskipun harus rela berdesak-desakan tinggal di posko pengungsian bersama ribuan pengungsi  lain.

Gempa susulan yang terus mengancam tentu membuat para pengungsi tak dapat tidur nyenyak barang 1 jam pun. Minimnya bantuan yang datang tidak sebanding dengan banyaknya korban yang butuh makan. Situasi ini membuat penjarahan terjadi dimana-dimana. Tak hanya makanan yang dijarah, namun juga barang-barang berharga. Ironis, tapi bagaimana lagi?

Walau demikian, sudah mulai banyak bantuan yang disalurkan meski terbilang belum mencukupi.  Aktivis-aktivis kampus mengadakan acara penggalangan dana, stasiun televisi membuat acara dompet amal, dan masih banyak  lagi warga Indonesia yang bahu-membahu membantu saudara sebangsanya.

Selain makanan, selimut, dan pakaian, mereka juga membutuhkan relawan mengingat sampai saat ini masih banyak korban yang belum ditemukan. Belum lagi masalah kesehatan yang juga turut menyerang. Untuk itu, tenaga relawan tentu sangat dibutuhkan.

Jika kamu berencana menjadi relawan untuk membantu korban bencana, ada beberapa tips yang perlu kamu ketahui untuk mempersiapkannya seperti yang dikutip dari CNNIndonesia berikut :

1. Kesiapan mental

Terjun langsung ke daerah yang rusak parah akibat terkena bencana tak jarang membuat kita kaget atau syok. Reruntuhan bangunan hingga mayat manusia menjadi  pemandangan yang akan sering ditemui di lokasi bencana. Belum lagi berbagai macam keterbatasan, seperti terbatasnya air bersih, tempat tidur, hingga listrik. Kamu harus benar-benar mempersiapkan mental untuk menghadapinya.

2. Adaptasi dengan kondisi sekitar

Hidup di tempat baru, terutama yang terkena bencana membuatmu harus berusaha ekstra keras untuk beradaptasi. Kamu tidak boleh manja dan harus menyesuaikan diri dengan cepat, karena situasi disana darurat. Membawa keperluan penting seperti lampu portabel yang bisa digunakan saat listrik padam merupakan hal yang sangat penting. Kamu juga harus mempersiapkan masker untuk menghindari bau tak sedap dari jenazah yang mulai merak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun