"Bisa tahan 2 hari kok Mas, bisa dibawa ke Jakarta kalau mau. Tapi nanti di rumah jangan digoreng lagi karena nanti jadi kaku, sebaiknya dikukus saja kalau mau anget," ujar si ibu penjual ayam goreng.
Pada akhirnya, sekitar 2 jam berkeliling Pasar Kranggan terasa singkat rasanya, bahkan bisa jadi waktu sempat berhenti saat saya menjelajahinya.
Sedangkan lidah ini seolah bergembira dan terus menari, serta tiba-tiba saja perut ini sudah terasa kenyang.
Dan itulah mengapa Jogja selalu terasa istimewa, bahkan di lapak-lapak sederhana di sebuah pasar tradisional bisa membuat seseorang ingin datang kembali di lain waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H