Jika Kamis kemarin sebuah truk besar milik Satpol PP sengaja diparkir di dekat situ untuk berjaga, hari ini cukup mobil bak terbuka yang mejeng untuk menakut-nakuti PKL agar tidak membandel.
Kata seorang pedagang di situ, jika membandel bisa-bisa dagangannya diangkut kendaraan Satpol PP dan tentu runyam urusannya.
Memang, di kawasan transit Dukuh Atas, sebenarnya tidak diperbolehkan sebagai lokasi berjualan bagi PKL. Khususnya di area dalam Terowongan Kendal sudah ada peringatan berupa papan dan spanduk.
Tapi, sudah berjalan sekian lama pula ketika petugas Satpol PP dan para PKL seolah sama-sama tahu. Ya, ketika pagi sebelum petugas datang, para PKL itu seolah bebas saja berjualan di area terowongan. Tetapi begitu jam 7 pagi saat petugas datang, mereka bergeser keluar terowongan dan mangkal di sisi Jalan Blora.
Itulah mengapa PKL di area tersebut memiliki sarana berjualan yang bisa sewaktu-waktu mudah berpindah. Misalnya rak atau meja beroda, atau tas ransel berisi dagangan.
Eh, kini rupanya lebih tegas lagi, para pedagang diminta bergeser lebih ke utara.
Dari sisi kenyamanan, ketika Terowongan Kendal bersih dari PKL tentu saja memberikan kenyamanan untuk mobilitas para pejalan kaki yang sedang berjalan dari Stasiun KRL Sudirman menuju Stasiun MRT Dukuh Atas atau sebaliknya.
Namun, di sisi lain para pedagang tersebut juga menjadi andalan bagi orang-orang yang mayoritas karyawan pengguna transportasi publik. Aneka ragam makanan yang dijajakan adalah kebutuhan untuk asupan sarapan yang murah meriah dan nikmat.
Sebut saja dari mulai nasi uduk, nasi goreng bungkus, nasi ayam suwir, bihun goreng, bakso, sandwich, gorengan, dimsum, aneka kue, kerupuk, dan lain-lain.