Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola Wanita Indonesia (Masih) Melawan Stigma

23 Juli 2024   13:15 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:24 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermain bola sebagai hobi (foto: widikurniawan)
Bermain bola sebagai hobi (foto: widikurniawan)

Keinginannya ikut ekskul futsal di sekolah hanya semata ingin bermain dan berkegiatan ekskul yang menyenangkan. Tapi, ironisnya tak adanya minat temannya sesama perempuan serta ucapan yang meremehkan dari teman-teman lainnya membuatnya kehilangan minat ikut ekskul futsal.

Membangun sepak bola wanita Indonesia dari minus

Jika menilik perkembangan sepak bola wanita di Indonesia, barangkali baru beberapa waktu terakhir ini kembali menguat popularitas Timnas sepak bola wanita Indonesia. Seiring dengan prestasi Timnas pria yang meroket ketika PSSI mulai dikomandoi oleh Erick Thohir.

Sejarah memang mencatat kita pernah punya Galanita (Liga Sepak Bola Wanita) yang kemudian menghilang. Lalu sempat ada Liga 1 putri yang muncul di 2019 dan hilang lagi karena pandemi.

Ketua PSSI Erick Thohir dalam beberapa kesempatan selalu mengungkapkan bahwa dalam lingkup sepak bola nasional, tidak boleh menganaktirikan sepak bola wanita. Sepak bola wanita Indonesia kini tengah dibangun lagi, bukan dari nol tapi dari posisi minus.

Sebuah sudut pandang yang sudah tepat dari era kepengurusan PSSI saat ini, tapi harus disadari belum sepenuhnya masyarakat kita memandang yang sama terhadap dunia sepak bola wanita. Dan sebenarnya tak hanya terjadi di Indonesia saja, karena di berbagai belahan dunia lainnya terdapat pula stigma terhadap sepak bola wanita.

Sebuah tantangan besar yang tampaknya membuat PSSI menerapkan strategi pengembangan sepak bola wanita dari atas ke bawah, bukan sebaliknya.

Ya, jika kita melihat saat ini Timnas wanita dibentuk dengan serius dengan merekrut bakat-bakat dari anak-anak diaspora Belanda hingga Amerika Serikat, tentu menjadi salah satu strategi PSSI.

Pada satu sisi terlihat instan, tetapi ketika popularitas Timnas wanita kita menanjak diiringi dengan prestasi yang naik, bukan tidak mungkin semakin banyak masyarakat yang aware terhadap dunia sepak bola wanita.

Anak-anak perempuan pun bakal lebih terpacu untuk mulai berlatih dan bermain sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun