Alunan musik berbahasa Jawa terdengar syahdu ketika saya memasuki bangunan tua berbentuk joglo itu. Hawa sejuk terasa menyeruak siang itu, karena di sekeliling bangunan berbentuk joglo itu terdapat pepohonan besar.
Ah, apakah seperti ini yang dinamakan hidden gem?
Saya langsung menuju meja dengan deretan makanan yang tersaji secara prasmanan. Ada sop, sayur lodeh, ayam kalasan, sayur tahu lombok ijo, dan yang paling menggugah selera saya saat itu adalah mangut ikan.
"Mangut ikan apa ini Mas?" tanya saya.
"Oh, ini ikan manyung Mase..." jawab si Mas karyawan rumah makan itu.
Logatnya kental Jawa Tengahan, sejenak membuat saya lupa bahwa saya masih berada di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor. Ya, Rumah Makan "Inspirasi" yang tak jauh dari Jalan Pemda Cibinong itu memang khusus menyajikan makanan rumahan khas Jawa Tengah yang tiap hari menunya berganti.
Saya harus memastikan jenis ikan yang setengah tenggelam di kuah santan itu. Karena memang banyak sekali jenis ikan yang bisa dimasak sebagai olahan mangut.Â
Bahkan sekitar sebulan sebelumnya, di tempat yang sama, ikan mangut yang disajikan di rumah makan ini jenisnya ikan pari asap atau orang Jawa menyebutnya dengan istilah Iwak Pe.
Bagi orang asli Jawa Tengah dan DIY, bisa dikatakan bila mangut identik dengan ikan, dan ikan adalah mangut. Ikan kalau sudah dimasak mangut, ibaratnya berada di "another level". Apalagi dimakan untuk menemani nasi putih hangat. Beuh, kata "maknyuss" mungkin terasa kurang.