Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saat Ibu Terpisah dari Anaknya di Stasiun Manggarai

4 Juli 2024   21:40 Diperbarui: 5 Juli 2024   08:48 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kepadatan KRL Commuter Line (foto: widikurniawan)

Menjadi masalah jika penumpang musiman itu tidak bisa menyesuaikan diri dengan situasi kepadatan saat jam sibuk karena harus bersaing dengan penumpang harian.

Usai drama ibu yang terpisah dengan anaknya di Stasiun Manggarai, pada sore harinya saat jam sibuk pulang kerja, kembali saya disuguhi pemandangan yang kurang nyaman.

Sekitar jam 17-an, Stasiun Sudirman tentu saja tidak akan sepi di jam tersebut. Lautan penumpang yang menunggu di peron sempit pun menjadi pemandangan biasa bagi penumpang harian.

Namun, bagi bapak yang menggendong anak perempuan kecilnya itu, perjuangan untuk bisa naik kereta sungguhlah tidak mudah. Sempat ia mencoba memaksa, tapi orang-orang yang sudah berjubel hingga pintu tak memberinya ruang.

"Pak! Pak, sudah Pak! Jangan memaksa! Nunggu kereta selanjutnya aja!" teriak para penumpang lainnya.

Seorang bapak yang berusaha naik KRL dengan menggendong anaknya (foto: widikurniawan)
Seorang bapak yang berusaha naik KRL dengan menggendong anaknya (foto: widikurniawan)

Sementara di waktu yang nyaris bersamaan, hanya berjarak 3 meter dari bapak tadi, rombongan 3 orang emak dan 5 orang anak usia SD tampak sibuk berkeluh kesah karena sedari tadi gagal untuk masuk ke dalam kereta.

"Apa kita balik ke Tanah Abang aja ya?" tanya salah satu emak.

"Ngapain? Di sana juga padet sama aja," ujar emak lainnya.

Melihat mereka yang kebingungan, saya pun tergerak untuk menyarankan agar mereka bergeser ke bagian paling ujung peron.

"Bu, ke ujung sana aja Bu, biasanya gerbongnya lebih longgar kalau di ujung depan," kata saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun