"Mamiii...!!!"
Ah, teriakan dari luar kereta tiba-tiba saja semakin memanaskan suasana. Sekilas terlihat ada dua anak kecil usia SD dan seorang remaja tanggung. Ternyata mereka tadinya berombongan, tapi tiga anak itu turun kereta duluan meninggalkan ibunya yang tertahan di dalam kereta.
Si ibu makin panik dan berusaha meminta pertolongan orang-orang di sekitarnya. Tapi apa mau dikata, tidak mungkin juga mengganjal pintu kereta agar tetap terbuka dan menunda perjalanan.
Dampaknya bisa merembet ke jadwal perjalanan kereta lain di belakangnya.
Akhirnya, si ibu itu pun terbawa lagi dalam perjalanan. Saya dan orang-orang di sekitarnya mencoba memberikan penjelasan agar si ibu tenang dan nanti ikut turun di Stasiun Sudirman.
"Ibu nanti turun di Sudirman, nyeberang peron lalu ikut lagi kereta yang ke arah Manggarai," ucap saya.
Meskipun belum sepenuhnya tenang, si ibu itu dapat menerima penjelasan itu dan ikut bersiap turun di Stasiun Sudirman.
Kejadian semacam ini memang berpotensi terjadi di jam sibuk. Terlebih bagi penumpang yang jarang naik Commuter Line.
Nah, kebetulan pekan-pekan ini masih dalam suasana liburan panjang sekolah. Transportasi massal seperti KRL Commuter Line dan MRT Jakarta belakangan lebih ramai oleh penumpang musiman.
Mereka biasanya keluarga yang membawa anak-anak, atau remaja usia sekolah yang berombongan dengan teman-temannya.