Eh tapi, itu juga sudah pernah ada di Jakarta dan gagal. Penyewaan sepeda yang disebut sebagai bike sharing pernah muncul di berbagai titik di Jakarta.
Kalau anda ingat pernah melihat deretan sepeda warna merah, nah itu dia layanan bike sharing di Jakarta. Sayangnya, sekitar 2 tahun lalu layanan ini mulai menghilang seiring kurangnya minat masyarakat.
Sepeda-sepeda itu kerap terlihat kusam teronggok begitu saja. Terkena panas dan hujan, membuat warnanya cepat pudar dan mengelupas. Demikian pula kondisi bannya, banyak yang tanpa angin alias kempes.
Konon Pemprov DKI bakal mencari partner baru untuk melanjutkan layanan serupa, tapi sampai sekarang belum terlihat.
Menilik target Pemprov DKI yang akan membangun jalur sepeda hingga 2026 sepanjang 535,68 kilometer, dan kini telah melewati 300-an kilometer, tentu patut ada evaluasi terhadap kondisi terkini.
Target sebesar itu bakal percuma tercapai andai minat masyarakat masih begini-begini saja untuk bersepeda. Jalur sepeda juga tak semestinya hanya terpakai seminggu sekali atau dua kali di akhir pekan saja. Artinya, kampanye bike to work menjadi penting untuk menggerakkan masyarakat kembali bersepeda.
Tantangan memang terlanjur berat. Jakarta sudah sedemikian crowded dan kompleks.
Saat ini pesepeda yang berjalan dengan benar di jalur sepeda, justru bakal menjadi pihak minoritas yang harus ekstra hati-hati agar tidak tersenggol kendaraan lain. Bahkan, bukan pemandangan aneh jika jalur sepeda di Jakarta justru dijadikan tempat mangkal ojek online yang menunggu penumpang.