Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Klopp, Bradley, dan Hari-hari Tersisa yang Menyenangkan

1 Februari 2024   21:42 Diperbarui: 3 Februari 2024   07:26 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Conor Bradley (Sumber: Twitter @LFC)

Para fans Liverpool pastinya tengah dilanda perasaan bercampur aduk belakangan ini. Tiba-tiba saja manajer Juergen Klopp menyatakan pamit terhitung akhir musim ini. Tak hanya Klopp, hampir seluruh asistennya juga pamit dengan alasan mencari tantangan baru. 

Liverpool dan fans bakal ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Bagaimana tidak, Klopp pergi bukan karena dipecat akibat hasil buruk, bukan pula karena berkonflik dengan pemilik klub, layaknya para manajer lain di era sepak bola modern ini. Faktanya Liverpool saat ini sedang nyaman kedinginan di puncak klasemen Premier League, masuk final Carabao Cup, dan masih segar bugar di kompetisi Europa League dan FA Cup.

"I'm running out of energy."

Juergen Klopp mengatakannya dengan sorot mata yang seolah memohon untuk dimengerti. Kerut di wajahnya pun kian menegaskan hal itu. Sepertinya ia lelah dengan hiruk pikuk sepak bola dan ia ingin rehat untuk menikmati masa-masa normal sebagai manusia.

Mungkin Klopp ingin bisa ngopi santai di kafe tanpa pusing memikirkan desakan membeli pemain baru. Barangkali pula Klopp sudah rindu rasanya jalan-jalan ke pasar, atau jadi turis bule yang santuy pakai sandal jepit dan topi terbalik.

Tak terbayangkan Liverpool tanpa Klopp, pria yang tak hanya memiliki peran sebagai manajer atau pelatih, ia bak seorang ayah bagi para pemain Liverpool. 

Bukan raihan berbagai trofi yang menjadikan Klopp sebagai satu dari sedikit manajer terbaik di dunia, tangan dinginnya terbukti mampu memoles pemain biasa saja atau mereka yang sempat mandek, menjadi hebat ketika berseragam merah-merah. 

Ia menjadikan klub sebagai sebuah keluarga. Para fans Liverpool die hard tentu paham dengan ini jika sering mengikuti konten di luar pertandingan yang diunggah Liverpool.

Sikap hangat Klopp juga kerap terlihat di pinggir lapangan atau usai pertandingan. Sangat jarang pelatih yang begitu ekspresif, emosional, sekaligus hangat dan erat ketika memeluk para pemainnya.

Klopp hendak pergi, harusnya fans sedih, tapi kok... ada sesuatu hal beda yang dirasakan fans akhir-akhir ini.

Conor Bradley, yang muda yang bahaya

Pemuda 21 tahun itu terlihat tenang dan kalem. Perawakannya seperti mas-mas biasa yang sering terlihat di film-film barat dengan tema kehidupan anak sekolahan.

Namun, Conor Bradley belakangan mencuat gara-gara mengisi bek kanan yang sempat lowong karena Trent Alexander-Arnold cedera dan Joe Gomez harus bergeser mengisi posisi bek kiri karena Andy Robertson dan Kostas Tsimikas cedera di saat bersamaan.

Dengan kata lain, Bradley adalah cadangannya cadangan bek kanan Liverpool. Tapi ia mampu membuktikan bahwa ia layak ketika diberi kesempatan oleh Juergen Klopp. 

Conor Bradley (Sumber: Twitter @LFC)
Conor Bradley (Sumber: Twitter @LFC)

Laga Liverpool versus Chelsea dini hari tadi menjadi panggung Conor Bradley. Dipercaya sebagai starter, Bradley sanggup menyerobot sorotan publik yang diprediksi bakal lebih banyak mengarah ke Juergen Klopp yang tengah menghitung hari. 

Sumbangan 2 assist dan 1 gol dalam kemenangan mutlak 4-1 atas Chelsea adalah pertanda bahwa anak ini bukan sembarang talenta. Wajar jika ia didapuk sebagai Man of The Match laga tersebut. Gelar serupa yang ia raih di pertandingan sebelumnya ketika Liverpool menghajar Norwich 5-2 di FA Cup. 

Bradley adalah bukti terbaru tangan dingin Juergen Klopp yang mampu melihat potensi pemain muda dari akademi. Pemilik klub, FSG Group, mestinya berterima kasih pada Klopp karena mereka tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli pemain baru pesaing Trent dan Gomez sebagai stok bek kanan. Uangnya pun bisa dipakai buat tambahan beli pulsa bagi para pemain dan staf. 

Tangan dingin Klopp pula yang mengantarkan pemuda lokal kota Liverpool bernama Curtis Jones kini melangkah maju sebagai salah satu andalan kini tengah The Reds sepeninggal muka-muka lama seperti Jordan Henderson dan James Milner. Sempat dihujani kritikan seperti "pemain titipan pemda setempat", kini bahkan Jones digadang-gadang layak dipanggil Timnas Inggris dalam waktu dekat. 

Memberikan kepercayaan lebih pada pemain-pemain muda memang salah satu kelebihan Juergen Klopp. Sebuah anomali ketika klub-klub besar di era kapitalis lebih suka jor-joran mendatangkan pemain jadi atau hampir jadi yang berharga gila-gilaan. 

Skuad muda Liverpool (Sumber: Twitter @LFC)
Skuad muda Liverpool (Sumber: Twitter @LFC)

Entah harus bagaimana para fans dan loyalis Liverpool mesti bersikap hingga jelang akhir musim ini. Rasa khawatir jelas ada, memikirkan seandainya Liverpool salah memilih suksesor Juergen Klopp. Tapi harus diakui pula ada letupan-letupan menyenangkan ketika menonton laga-laga sisa Liverpool di era Klopp. 

Klub mana pun bakal gemetar dan cemas ketika sadar bakal menghadapi lawan seperti Liverpool saat ini. Racikan Klopp bisa dikatakan sedang ganas-ganasnya dan tak terduga walaupun main tanpa Mohammed Salah yang tengah cedera. 

Sempat dicap sebagai tim "Salah FC" Liverpool justru membabi-buta menghajar lawan-lawannya ketika Mo Salah absen. Siapapun yang dimainkan di lapangan, hampir tak ada yang mengecewakan. 

Barangkali, faktor pamitnya Klopp juga turut membuat motivasi para pemain berlipat ganda. Mereka seolah berani mati di lapangan demi meraih tropi-tropi tersisa untuk Klopp. 

Setidaknya itu juga menjadi asa yang membumbung di benak para pendukung Liverpool. Sebuah cerita dramatis dan historis akan tercatat manis jika Liverpool berhasil meraih gelar musim ini. 

Setelah itu, yang ada hanyalah perpisahan indah dengan Juergen Klopp. Sebuah era akan berganti dengan yang baru. Sosok baru yang tentunya hidupnya seketika tak bakal bisa tenang sejak menandatangani kontrak sebagai manajer Liverpool. 

Namun, itulah kehidupan. Ada yang pergi, ada pula yang datang. Bagaimanapun, seorang Juergen Klopp tak akan pula bisa selamanya menahkodai Liverpool. Keputusannya layak mendapatkan penghormatan besar. 

So, bagi fans Liverpool, mari kita nikmati hari-hari ini. Klopp bakal pergi, tapi ia meninggalkan sebuah legacy.

Angkat topi untuk legenda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun