Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Whoosh Vs Gopar, Menang Mana?

18 Desember 2023   17:08 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:05 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di peron kereta cepat Stasiun Halim (foto: widikurniawan)

Kereta cepat Whoosh yang hadir melayani rute Jakarta-Bandung, rupanya tidak serta merta menggeser keberadaan kereta api (KA) Argo Parahyangan. Whoosh memang cepat dan untuk saat ini masih menjalani masa bulan madu. Sedangkan si Gopar, alias Argo Parahyangan masih menarik minat penumpang kalangan tertentu.

Pekan lalu saya berkesempatan menjajal Whoosh dengan rute Halim-Padalarang, dan dua hari kemudian balik ke Jakarta menggunakan Gopar. Dari pengalaman tersebut, ada beberapa hal yang saya rasakan menjadi keunggulan baik Whoosh maupun Gopar.

Penumpang naik ke kereta Whoosh (foto: widikurniawan)
Penumpang naik ke kereta Whoosh (foto: widikurniawan)

Menilik durasi perjalanan, kecepatan kereta Whoosh mampu mencapai 350 km/jam, dengan waktu tempuh hanya 30 menit dari Stasiun Halim-Padalarang, dan 45 menit jika lanjut sampai tujuan akhir di Stasiun Tegalluar. Sedangkan Gopar memiliki waktu tempuh 2 jam 45 menit dari Stasiun Gambir - Bandung maupun sebaliknya.

Namun, perlu diingat Kereta Cepat Whoosh berhenti di Stasiun Padalarang, sehingga penumpang harus menggunakan KA Feeder untuk menuju Kota Bandung dengan waktu tempuh kurang lebih 19 menit. Sedangkan KA Gopar berhenti tepat di tengah kota yaitu Stasiun KA Bandung.

Dari sisi harga, Whoosh masih menjual harga promo di bulan Desember 2023 ini. Harga Rp200.000 berlaku untuk perjalanan Senin-Kamis. Sedangkan untuk tiket perjalanan Jumat-Minggu untuk kelas premium ekonomi dijual seharga Rp250.000.

Harga tersebut boleh dibilang tak beda jauh dari Gopar yang di luar musim liburan panjang masih mematok harga kelas ekonomi Rp150.000, kelas eksekutif Rp200.000 dan khusus kereta panoramic di rangkaian yang sama seharga Rp450.000.

Pemandangan luar dari dalam Whoosh (foto: widikurniawan)
Pemandangan luar dari dalam Whoosh (foto: widikurniawan)

Soal sensasi dalam perjalanan yang mungkin bakal menjadi pertimbangan para penumpang untuk memilih antara Whoosh atau Gopar. Sebagai kereta cepat pertama di Indonesia, Whoosh harus diakui memang menawarkan sensasi yang beda dengan kereta pada umumnya yang ada di Indonesia. Dengan kecepatan yang sangat tinggi ternyata kereta ini terasa nyaman di dalamnya, hampir tak terasa getaran dari luar.

Beda memang dengan Gopar dan KA lainnya, saat memacu kecepatan bakal terasa dan terdengar gesekan dengan rel, serta suara dan goyangan gerbong kereta.

KA Argo Parahyangan (foto: widikurniawan)
KA Argo Parahyangan (foto: widikurniawan)

Hanya saja, Gopar yang santuy lebih menawarkan pemandangan di luar kereta yang menarik, melewati hamparan sawah hijau, sungai dan pemukiman penduduk yang bagi mata orang Jakarta mungkin terasa langka dan adem.

Perjalanan 2 jam 45 menit pun cukup bisa digunakan untuk memejamkan mata dan tidur.

Sedangkan Whoosh? Ah, walaupun tempat duduk lebih nyaman tapi untuk tidur dalam waktu singkat rasa-rasanya menjadi sebuah kerugian. Meskipun juga dengan memandang keluar jendela hanya bakal terlihat bak kilatan yang tak terlihat jelas.

Suasana di dalam KA Gopar (foto: widikurniawan)
Suasana di dalam KA Gopar (foto: widikurniawan)

Gopar memang bisa menjadi pilihan pas yang memiliki keluangan waktu dan mager. Titik awal dan akhir stasiun bisa menjadi salah satu pertimbangan pula.

Orang dari Jakarta atau sebaliknya yang lebih nyaman turun atau naik di Stasiun Gambir tentu lebih pas memilih Gopar. Misalnya saja warga Menteng atau Tanah Abang Jakarta Pusat tentu harus effort lebih jika menuju Halim dibandingkan ke Gambir.

Terlebih orang Bekasi, tentu memilih Gopar daripada Whoosh menjadi masuk akal karena Gopar berhenti di Stasiun Bekasi, sedangkan Whoosh tidak. Tapi bila dari atau menuju Bekasi menggunakan Whoosh, sudah ada LRT Jabodebek yang bisa digunakan untuk nyambung karena Stasiun Kereta Cepat Halim juga terintegrasi dengan Stasiun LRT Halim.

Feeder Whoosh di Stasiun Bandung (foto: widikurniawan)
Feeder Whoosh di Stasiun Bandung (foto: widikurniawan)

Banyak pula yang berpendapat bahwa naik Whoosh ke Bandung yang bikin ribet adalah mesti nyambung kereta feeder di Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung. Sah-sah saja berpendapat, tetapi pengalaman saya saat itu, proses transit dan kemudian naik lagi kereta feeder tidak terlalu merepotkan. Tapi mungkin memang cukup rempong jika barang bawaan anda terlalu banyak dengan koper-koper besar.

Pada akhirnya Whoosh memang menang dari sisi kecepatan dan kenyamanan. Lebih cocok bagi orang-orang yang mementingkan efektivitas waktu, seperti mereka yang memiliki urusan bisnis atau pekerjaan PP Jakarta-Bandung.

Stasiun KA Bandung (foto: widikurniawan)
Stasiun KA Bandung (foto: widikurniawan)

Sedangkan Gopar bagaimanapun memiliki segmen tersendiri dan tidak serta merta akan ditinggalkan. Menjadi pilihan yang pas dan bakal lebih dibutuhkan saat weekend dan di masa-masa libur panjang seperti Nataru dan lebaran nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun