Entah bagaimana awalnya, kenapa dari dulu stasiun-stasiun KRL didesain model begini. Tapi tak usah juga melongok ke masa lalu, bahkan pembangunan dan renovasi di masa sekarang terkadang luput memperhitungkan kenyamanan orang-orang ketika hujan tiba.
Ambil contoh, masih di Stasiun Bojonggede. Mulai pekan ini telah dibuka skybridge yang menghubungkan antara Stasiun Bojonggede dan terminal angkot Bojonggede.
Adanya skybridge membuat pintu selatan stasiun ditutup dan alur keluar masuk penumpang dialihkan ke sisi utara yang terhubung dengan skybridge.
Namanya sih keren, skybridge, yang dibangun dengan desain kekinian. Fungsi utamanya mengurai kepadatan lalu lintas di depan stasiun yang selalu macet dan padat gara-gara ojek dan angkot ngetem.
Namun, adanya skybridge ternyata melupakan satu hal, yaitu masih tiadanya atap peron yang menghubungkan pintu skybridge dengan sisi peron untuk turun dan naik penumpang. Maka saat hujan deras semalam, ketiadaan atap peron digantikan dengan payung-payung pinjaman dari pihak stasiun. Hmm, so sweet..
---
Mampirlah ke Stasiun Manggarai yang digadang-gadang sebagai calon stasiun transit terbesar di Asia Tenggara. Bahkan di titik-titik tertentu masih terlihat bocor ketika hujan.
Bocor dan tempias ketika hujan deras adalah masalah klasik di stasiun-stasiun KRL.
Jika itu rumah tinggal pribadi, maka pemilik rumah biasanya akan memikirkan segala cara agar atap rumah yang bocor segera diperbaiki dan jika ada tempias mungkin bisa pasang kanopi.