Aturan ganjil genap di Jakarta memang diterapkan dalam rangka mengurangi kemacetan sekaligus mengurangi polusi udara. Aturan ini dinilai masih belum bisa efektif karena nyatanya jalanan ibu kota masih saja macet dari hari ke hari.
Ternyata memang bukan karena aturannya yang jelek, tapi salah satu penyebabnya karena para pengguna pelat nomor palsu itu. Setiap hari rela gonta-ganti dan bongkar pasang pelat nomor demi mengakali aturan.
Jika Anda tinggal di Jabodetabek dan memiliki tetangga kerja di Jakarta setiap hari naik mobil yang sama, coba deh iseng perhatikan pelat nomornya. Jangan-jangan dia salah satu pelaku juga.
Mirisnya, tindakan seperti itu banyak dilakukan oleh orang yang notabene secara ekonomi termasuk mampu atau "horang kayah". Pernah saya ikut nimbrung ngumpul-ngumpul dengan para driver yang sedang nungguin bosnya, cerita semacam ini tak jarang muncul sebagai bahan obrolan.
Si driver hanya menuruti perintah bosnya supaya tidak kena aturan ganjil genap. So, membuat pelat nomor palsu di pinggir jalan adalah solusinya, walau sesat.
Sudahlah Pak, Bu, para pemakai pelat nomor palsu. Jika memang tidak bisa gonta-ganti kendaraan dengan pelat nomor yang menyesuiakan ganjil genap, sebaiknya cari alternatif lain untuk berkendara di Jakarta.
Sesekali naiklah transportasi publik, ada KRL, LRT, MRT, dan transjakarta. Kalau enggan dan masih gengsi, naik taksi juga bisa kok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H