Sepatu yang nyaman, bila perlu sepatu khusus olah raga, bagi saya juga penting untuk mendukung mobilitas saat berpindah moda transportasi.
Termasuk dalam hal membawa barang bawaan, saya menghindari membawa barang bawaan dengan tentengan terlalu banyak. Saya lebih suka membawa tas ransel untuk membawa apapun barang yang dibutuhkan, dari mulai laptop hingga bekal makanan, praktis.
Itulah gaya naik Commuter Line ala saya dalam keseharian. Sejatinya, kenyamanan naik Commuter Line juga berasal dari kebiasaan dan persiapan para penumpangnya.
KAI Commuter, lebih dari sekedar layanan transportasiÂ
Kalangan penglaju memang memerlukan sarana transportasi massal yang cepat dan efisien. Maka keberadaan layanan KAI Commuter di suatu daerah patut disyukuri karena selain memfasilitasi kemudahan bagi masyarakat untuk bergerak, juga bakal memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan suatu daerah.
Tak hanya di Jabodetabek yang lebih mengenal moda KRL Commuter Line, layanan KAI Commuter telah banyak merambah di berbagai daerah. Operasional beberapa KA lokal di berbagai daerah di Indonesia juga menjadi bagian dari layanan KAI Commuter.
Termasuk layanan KA Bandara Soekarno-Hatta, dan juga layanan kereta berbasis listrik pertama di luar Jabodetabek, yaitu KRL Commuter Line Yogyakarta-Solo yang mulai beroperasi sejak tahun 2021.
Commuter Line Yogyakarta-Solo ini terus terang membuat saya berdecak kagum. Sebagai mantan pengguna KA Prambanan Ekspress (Prameks) Yogyakarta-Solo di masa lalu, harus saya akui perubahan menjadi kereta listrik Commuter Line adalah langkah yang patut diapresiasi.
Saya pernah menjajal Commuter Line Yogyakarta-Solo ini ketika singgah ke Solo tahun lalu, dan menikmati perjalanan yang murah, cepat, aman, dan nyaman dari Yogyakarta ke Solo.
Sama dengan warga di Jabodetabek, kehadiran Commuter Line juga memudahkan warga penglaju dari kedua kota dan juga warga Kabupaten Klaten yang berada di tengah-tengah antara Yogyakarta dan Solo.