Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mendamba Feeder Antar Moda yang Ideal di Jabodetabek

19 Agustus 2023   18:27 Diperbarui: 21 Agustus 2023   00:06 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ojek pangkalan masih dibutuhkan di Stasiun Sudirman (Foto by widikurniawan)
Ojek pangkalan masih dibutuhkan di Stasiun Sudirman (Foto by widikurniawan)

Keberadaan ojol, opang, dan bajaj yang kerap nongkrong di sekitar stasiun di Jakarta adalah akibat ketersediaan feeder yang harusnya disediakan sepaket dengan transportasi massal belumlah maksimal.

Transjakarta saat ini memang telah mengembangkan transportasi feeder dari dan ke stasiun-stasiun maupun kawasan transit oriented development (TOD). Tapi itu belum cukup.

Salah satu kawasan TOD Dukuh Atas yang cukup jalan kaki untuk berpindah moda (Foto by widikurniawan)
Salah satu kawasan TOD Dukuh Atas yang cukup jalan kaki untuk berpindah moda (Foto by widikurniawan)

Masih terbatasnya armada serta kendala macet, membuat feeder dari TransJakarta dianggap "lelet" dan menjadi pilihan kesekian dibandingkan ojol yang menjadi favorit.

Jika dicermati fenomena ini lebih teliti, maka pengguna transportasi massal bukan berarti tidak berkontribusi terhadap polusi jika untuk menuju dan pergi dari stasiun atau halte justru mengandalkan ojol.

Nah, ketika bicara ojol maka yang ada adalah soal dilema bagi pemerintah dan masyarakat. Saya pernah bertanya kepada para ojol, berapa jam dalam sehari mereka jalan, dan banyak di antara mereka mengaku dari pagi hingga malam menggeber motornya mengasapi Jakarta.

Tentu ada jam-jam istirahat bagi mereka. Tapi yang jelas mereka bukanlah pekerja kantoran yang naik sepeda motor di pagi hari, diparkir sekitar 8 jam, dan sesudahnya digeber untuk perjalanan pulang lagi.

Ojol pun pada akhirnya jadi feeder (Foto by widikurniawan)
Ojol pun pada akhirnya jadi feeder (Foto by widikurniawan)

Kontribusi asap lainnya adalah taksi baik konvensional maupun online. Ketika penumpang lebih memilih taksi dibandingkan naik MRT atau transjakarta untuk mobile di dalam kota, berarti memang ada masalah dengan keterjangkauan stasiun transportasi massal di dalam kota beserta feeder-nya.

Membatasi keberadaan ojol atau taksi bukan pula sebuah solusi, mengingat sektor itu juga merupakan lapangan pekerjaan yang cukup membantu perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun