Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Setelah Memakan Korban, Jalan Berlubang Pun Ditambal

18 Maret 2023   21:31 Diperbarui: 18 Maret 2023   23:33 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan KS Tubun, Kota Bogor pada Kamis (16/3/2023) malam lalu. Seorang pengemudi ojek online meninggal dunia usai mencoba menghindari lubang di jalan dan selanjutnya menghantam gerobak yang diparkir di pinggir jalan.

Seperti dikabarkan akun Instagram @infobogor, di titik tersebut sudah sering terjadi kecelakaan. Tetapi kecelakaan paling tragis yang menelan korban tewas baru kali ini dan tentu saja menjadi sorotan netizen.

Pemkot Bogor pun terlihat sudah melakukan penambalan pada lubang tersebut agar tidak terjadi kasus serupa.

Sumber: Instagram @infobogor
Sumber: Instagram @infobogor

Bicara soal jalan berlubang, di daerah Kota Bogor maupun wilayah Kabupaten Bogor, banyak sekali dijumpai jalan berlubang yang sangat membahayakan pengemudi kendaraan bermotor.

Beberapa waktu lalu, ketika saya menunggu pesanan ayam goreng di sebuah warung tenda di pinggir Jalan Baru Pemda-Cibinong, Kabupaten Bogor, saya menyaksikan sendiri seorang pengemudi sepeda motor melindas sebuah lubang di jalan dan terlempar jatuh dari sepeda motornya.

Nasib baik masih menghinggapinya karena meski jatuh terlempar beberapa meter ia hanya luka-luka ringan atau mengalami lecet di kaki dan tangannya. Menurut penjual ayam goreng yang ikut membantu pemotor tersebut, lubang tersebut memang kerap memakan korban.

Utamanya pengendara sepeda motor yang memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi tetapi tiba-tiba dikagetkan dengan lubang yang semula tak kelihatan.

Malam hari dan saat hujan menjadi waktu yang paling rawan karena lubang di jalan sering tidak terduga dan tidak mudah diprediksi.

Saya pun meski tiap hari melintasi Jalan Baru Pemda, terkadang masih terkaget-kaget karena lupa memprediksi adanya lubang di jalan. Untungnya saya termasuk pengendara yang jarang ngebut, sehingga walau ban motor sudah terperosok lubang, saya masih bisa menguasai keseimbangan walau memang hal itu pada akhirnya tetap berkontribusi terhadap kian buruknya kondisi sepeda motor.

Jalan berlubang di Jalan Baru Pemda, Kabupaten Bogor (foto by widikurniawan)
Jalan berlubang di Jalan Baru Pemda, Kabupaten Bogor (foto by widikurniawan)

Tak hanya di Jalan Baru Pemda, beberapa ruas jalan lain seperti Jalan Tegar Beriman yang ironisnya berada di wilayah perkantoran Pemerintah Kabupaten Bogor dan jalan lainnya seperti Jalan KSR Dadi Kusmayadi, Cibinong, teramat banyak titik lubang di jalan yang sudah menganga selama berbulan-bulan tanpa perbaikan.

Perbaikan terakhir kalinya berupa penambalan aspal, rupanya tak bertahan lama akibat hujan dan genangan air. Pekerjaan penambalan ternyata bukan solusi permanen karena berulangnya terjadi lubang di tempat yang sama.

Kini, setelah kejadian kecelakaan maut di Kota Bogor akibat jalan berlubang, Wali Kota Bogor telah menginstruksikan untuk menambal seluruh lubang di jalanan Kota Bogor.

Bagaimana dengan wilayah Kabupaten Bogor? Setidaknya siang tadi saya juga melihat ada pekerjaan penambalan lubang di salah satu sisi Jalan Baru Pemda Cibinong. Mungkin sudah ada instruksi serupa di wilayah Kabupaten Bogor, mengingat jika terus menerus dibiarkan, bakal menimbulkan risiko yang kian berbahaya bagi pengguna jalan dan tentu saja memicu reaksi warga.

Jika hujan lebat jalanan ini bakal tergenang dan membahayakan (foto by widikurniawan)
Jika hujan lebat jalanan ini bakal tergenang dan membahayakan (foto by widikurniawan)

Entah bagaimana seharusnya penanganan terhadap jalan berlubang ini. Kerapkali penambalan dilakukan ketika ada korban yang jatuh dan diviralkan melalui media sosial.

Sempat terdengar soal lempar tanggung jawab pemeliharaan jalan mengingat status sebuah jalan tersebut. Misalnya jika jalan itu adalah jalan nasional, maka pemerintah daerah setempat enggan memperbaiki jika berlubang karena merasa jalan tersebut berada di bawah kewenangan pemerintah pusat.

Jika ego sektoral demikian masih dikedepankan, maka tinggal menunggu saja korban-korban selanjutnya. Ayo dong berbenah, jangan menunggu kejadian baru bertindak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun