Memberikan hadiah pernikahan berupa saldo dompet digital kini telah menjadi pilihan alternatif. Tinggal klik ke nomor handphone mempelai, sumbangan tersebut bakal sampai dalam hitungan detik dan bisa terpantau langsung di genggaman si penerima.
Cara tersebut beberapa kali saya lakukan ketika masa pandemi sedang hebat-hebatnya. Pertimbangan waktu itu, undangan resepsi pernikahan dari kawan ternyata lokasinya jauh di luar provinsi serta undangan hanya bersifat pemberitahuan karena jumlah tamu di masa pandemi sangat dibatasi.
Jika di undangan (yang juga digital) menyertakan nomor rekening khusus untuk sumbangan, maka saya akan menurutinya dengan melakukan transfer via bank.
Namun, rupanya ada pula beberapa kawan yang tidak menyertakan nomor rekening bank. Biasanya jika dia adalah rekan kerja, maka rekan-rekan lainnya yang tidak bisa hadir kondangan, akan memberikan amplop berisi uang tunai ketika si pengantin baru ini masuk kerja.
Tapi karena waktu itu masih pandemi dan lebih banyak WFH, saya berpikir bakal lama lagi bisa ketemu kawan tersebut. Maka saya pun berinisiatif untuk mengirimkan saldo dompet digital.
Saya sebenarnya tidak tahu dompet digital jenis apa yang dimiliki oleh kawan tersebut. Tapi menilik profilnya yang milenial dan selalu update hal-hal baru, saya yakin paling-paling tidak jauh dari OVO, Gopay, Dana hingga ShopeePay.
Benar saja, ketika saya coba cek melalui fitur kirim saldo di salah satu dompet digital tersebut, namanya bisa muncul dan sudah pasti ia memiliki akunnya.
So, tinggal sat set sat set, saldo pun terkirim padanya, disertai keterangan "selamat menempuh hidup baru, semoga samawa".
"Makasih mas kirimannya, alhamdulillah," ucap kawan yang waktu itu saya kirimkan hadiah pernikahan berupa saldo dompet digital. Ia merespon cepat melalui pesan singkat.
Metode nyumbang acara kawinan dengan mengirim saldo dompet digital ini memang terbilang menuai pro dan kontra. Ada sebagian yang masih menganggap tidak sopan dan menyalahi tradisi umum yang berlaku di masyarakat.