Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Terowongan Kendal vs Bazar UMKM yang Menggerus Fungsi Kawasan Transit

28 Januari 2023   05:15 Diperbarui: 28 Januari 2023   08:00 2140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terowongan Kendal di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, kini sering menjadi tempat bazar UMKM (foto by widikurniawan)

Terowongan Kendal dikenal sebagai salah satu bagian area transit oriented development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang menghubungkan Stasiun KRL Sudirman dengan pintu masuk Stasiun MRT Dukuh Atas serta Stasiun KA Bandara BNI City.

Dulunya, Terowongan Kendal adalah jalan raya yang bisa dilalui kendaraan bermotor. Hingga sejak konsep TOD mulai dikembangkan, terowongan yang merupakan kolong di bawah Jalan Jenderal Sudirman ini disulap menjadi area pedestrian yang hanya diperuntukkan bagi para pejalan kaki.

Area ini kemudian berubah menjadi cantik dengan lampu yang bisa berubah warna dan bagian dinding yang secara berkala dilukis mural dengan berbagai tema oleh para seniman. Terowongan Kendal pun memiliki sisi humanis sebagai ruang publik yang menampung beragam kreativitas sekaligus sebagai akses masyarakat untuk kebutuhan bertransportasi.

Umumnya, yang melintasi Terowongan Kendal adalah para penumpang yang keluar dari Stasiun Sudirman maupun Stasiun MRT Dukuh Atas, untuk berpindah antar moda maupun berjalan menuju tempat kerja di perkantoran kawasan Sudirman.

Kian hari seiring bertambah ramainya Terowongan Kendal yang mengukuhkan diri sebagai salah satu spot ikonik Jakarta, aroma cuan pun ikut tercium. Maka tak mengherankan jika pada akhirnya di area Terowongan Kendal kerap dipenuhi tenda-tenda bazar UMKM.

Pejalan kaki melintas di area bazar (foto by widikurniawan)
Pejalan kaki melintas di area bazar (foto by widikurniawan)

Semula tak ada masalah berarti dengan keberadaan bazar UMKM di dalam Terowongan Kendal. Palingan berlangsung hanya beberapa hari saja dan kemudian menghilang lagi hingga bulan berikutnya jika ada event tertentu.

Namun, belakangan seolah tiada hari tanpa bazar di Terowongan Kendal. Pekan ini saja masih berlangsung bazar UMKM dengan tema Imlek.

Meski temanya Imlek, yang diperdagangkan nyaris sama dari tema satu ke tema lainnya. Rata-rata peserta bazar adalah penjual makanan, bisa makanan berat seperti gudeg, ayam taliwang atau nasi uduk, hingga aneka kue, minuman  sampai dengan pakaian.

Tema Imlek tapi yang dijual nyaris sama dengan tema sebelumnya (foto by widikurniawan)
Tema Imlek tapi yang dijual nyaris sama dengan tema sebelumnya (foto by widikurniawan)

Tentu saja kegiatan bazar tersebut berimbas positif bagi pelaku UMKM yang disediakan tempat strategis yang selalu ramai oleh lalu lalang orang dari pagi hingga malam hari.  Sebagian orang-orang yang biasa lewat kawasan tersebut juga banyak terbantu karena bisa membeli sarapan atau sekedar jajan dengan banyak pilihan.

Dijamin, pecinta kuliner pun bakalan kalap jika lama-lama nongkrong di sini.

Terowongan Kendal sebenarnya cantik loh... (foto by widikurniawan)
Terowongan Kendal sebenarnya cantik loh... (foto by widikurniawan)

Hanya saja, kian hari keberadaan bazar UMKM yang seolah bersambung tanpa jeda, justru mulai menganggu dan kian menggerus fungsi utama Terowongan Kendal sebagai akses pejalan kaki yang tengah berpindah moda.

Terlebih tipikal penumpang transportasi massal di jam sibuk yang lebih banyak terdiri dari para pekerja dan karyawan kantoran, mereka ini butuh ruang untuk berjalan cepat. Apalagi di pagi hari ketika jam masuk kantor tidak bisa ditawar-tawar lagi, maka tak heran pekerja ibu kota langkah kakinya rata-rata cepat.

Tak pelak dengan keberadaan bazar yang memakan space terlalu besar, berpotensi menganggu para pejalan kaki tersebut. Ditambah lagi adanya pedagang lain non-bazar yang mendompleng keramaian. Akhirnya jalanan menjadi kian sempit karena kerumunan pembeli kadang menutup jalan yang tersisa.

Ruang pejalan kaki menjadi kian sempit (foto by widikurniawan)
Ruang pejalan kaki menjadi kian sempit (foto by widikurniawan)

Belum lagi jika bicara soal dampak terhadap kebersihan. Sampah memang dikumpulkan dan diambil oleh petugas kebersihan. Tetapi bagaimana dengan tumpahan air dan percikan minyak goreng di tempat itu?

Itulah mengapa semakin ke sini Terowongan Kendal terasa makin kusam saja. Kecantikannya berangsur pudar akibat efek aktivitas ekonomi di situ.

Pejalan kaki tak lagi leluasa berjalan cepat jika ada bazar (foto by widikurniawan)
Pejalan kaki tak lagi leluasa berjalan cepat jika ada bazar (foto by widikurniawan)

Jujur saja, jika saya adalah seorang wisatawan atau sedang melakukan perjalanan dalam rangka healing, saya akan senang dengan suasana dan pemandangan para pedagang yang menawarkan aneka makanan yang menggoda itu.

Tapi karena saya adalah pengguna pedestrian Terowongan Kendal yang butuh buru-buru melangkah agar tidak ketinggalan moda yang saya tuju, entah itu KRL atau MRT, maka kerumunan orang yang sibuk bertransaksi adalah gangguan tersendiri bagi langkah kaki saya. Tak jarang saya harus menyenggol dan nyaris bertabrakan dengan orang lain.

Area pedestrian yang kian komersial (foto by widikurniawan)
Area pedestrian yang kian komersial (foto by widikurniawan)

Pihak pengelola bazar, entah MRT Jakarta atau Pemerintah DKI Jakarta, hendaknya memikirkan hal ini. Di satu sisi keberadaan bazar UMKM selalu positif dilihat dari kaca mata perekonomian, tetapi tidak bisa juga sembarangan menepikan fungsi utama sebuah kawasan TOD yang dirancang untuk berpindah antarmoda secara cepat.

Barangkali penataan tenda-tenda bazar bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak memakan sebagian besar jalan. Terlebih lagi dinding Terowongan Kendal yang terkenal dengan mural-mural kreatif nan estetis seolah tertutup gara-gara ada deretan tenda di depannya.

Terowongan Kendal dijadikan tempat berpose ketika tiada bazar di situ (KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL)
Terowongan Kendal dijadikan tempat berpose ketika tiada bazar di situ (KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL)

Rindu rasanya melintasi Terowongan Kendal di malam hari tanpa gangguan deretan tenda dan orang berjualan. Menyenangkan ketika melihat orang-orang terlihat bahagia saat berpose di depan dinding mural.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun