Tapi karena saya adalah pengguna pedestrian Terowongan Kendal yang butuh buru-buru melangkah agar tidak ketinggalan moda yang saya tuju, entah itu KRL atau MRT, maka kerumunan orang yang sibuk bertransaksi adalah gangguan tersendiri bagi langkah kaki saya. Tak jarang saya harus menyenggol dan nyaris bertabrakan dengan orang lain.
Pihak pengelola bazar, entah MRT Jakarta atau Pemerintah DKI Jakarta, hendaknya memikirkan hal ini. Di satu sisi keberadaan bazar UMKM selalu positif dilihat dari kaca mata perekonomian, tetapi tidak bisa juga sembarangan menepikan fungsi utama sebuah kawasan TOD yang dirancang untuk berpindah antarmoda secara cepat.
Barangkali penataan tenda-tenda bazar bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak memakan sebagian besar jalan. Terlebih lagi dinding Terowongan Kendal yang terkenal dengan mural-mural kreatif nan estetis seolah tertutup gara-gara ada deretan tenda di depannya.
Rindu rasanya melintasi Terowongan Kendal di malam hari tanpa gangguan deretan tenda dan orang berjualan. Menyenangkan ketika melihat orang-orang terlihat bahagia saat berpose di depan dinding mural.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H