Ya, saya terpaksa keluar dari Stasiun Sudirman untuk cari ojek menuju Stasiun Cikini yang berjarak sekitar 3,2 kilometer dari Sudirman. Stasiun ini jalurnya beda dengan relasi Angke-Bekasi, karena merupakan Stasiun yang dilewati relasi Jakarta Kota-Bogor.Â
Sebelum keluar Stasiun Sudirman saya sempat menanyakan info soal keterlambatan kepada petugas dan hanya dijawab sekilas.Â
"Belum ada info Pak," itupun jawabnya sambil fokus ke ponselnya.Â
Sungguh rada-rada memang pelayanan konsumennya.Â
Pada akhirnya saya pun harus rela kepotong ongkos 3000 rupiah karena terlanjur masuk Stasiun dan kemudian keluar lagi tanpa sempat naik kereta. Ditambah ongkos yang saya keluarkan untuk ngojek ke Cikini sudah setara harga nasi ayam geprek plus teh tawar panas.Â
Ya mbok mestinya operator punya itikad baik jika ada keterlambatan dikasih tahu ke penumpang sebelum nempelin kartu elektronik di gate masuk. Supaya ada opsi mau lanjut masuk atau cari alternatif lain. Kalau sudah terlanjur masuk dan keluar lagi kan sayang saldonya kepotong sia-sia.Â
Untungnya ketika saya tiba di Stasiun Cikini, KRL Commuter Line relasi Jakarta Kota-Bogor tidak mengalami gangguan. Saya juga cukup beruntung langsung dapat kereta begitu sampai di peron arah Bogor.Â
Ketika sesaat kemudian kereta yang saya tumpangi masuk di Stasiun Manggarai, ternyata muncul pemandangan langka karena hanya segelintir orang yang menunggu kereta menuju ke arah Bogor. Tentu saja sepi, imbas tiadanya kereta dari Angke maka para penumpang arah Bogor yang harusnya transit di Manggarai masih belum terangkut dan harus menanti kereta entah sampai kapan.Â
Demikianlah, mengawali tahun 2023 ternyata pelayanan KRL Commuter Line justru tersendat oleh keterlambatan kereta yang tidak bisa dijelaskan dengan gamblang dan bahasa sederhana kepada para penumpangnya. Harus di-mention dan dikomplain dulu baru ngasih info jika ada keterlambatan.
Penanganan ketika ada jadwal berantakan masih memakai pola lama yang template.