Kalangan menengah pas-pasan layak ketar-ketir. Kalangan ini bisa saja termasuk "kaya" saat gajian, dan mendadak jatuh "miskin" mendekati akhir bulan. Bukan berarti mereka ini (dan saya) bermental subsidi, atau merasa layak terus disuapi pemerintah. Tidak lah.
Jika itu terkait subsidi gas elpiji, okelah silakan. Tarif listrik, monggo saja dibedakan antara subsidi atau tidak karena memang terlihat jelas pembedaannya. Demikian pula BBM, wajar saja ketika punya kendaraan bagus dan mahal maka tidaklah layak memakan subsidi.
Namun ketika diterapkan di KRL, kriteria kaya dan miskin inilah yang menimbulkan polemik. Sifat KRL yang komunal dipandang tidak pas jika diterapkan pembedaan tarif berdasarkan kemampuan ekonomi. Wong sama saja di KRL desak-desakan, sikut-sikutan, dan sama-sama diintai copet.
Kalangan menengah pantas resah mengingat mereka bakal mendapat predikat "kaya" secara mendadak walau kenyataannya taraf hidupnya sama sekali tak sebanding seorang Raffi Ahmad. Kelas menengah inilah yang sudah tergencet di dalam gerbong KRL, tergencet pula dengan berbagai kebijakan subsidi yang dinyatakan "haram" disentuh mereka.
Sebaiknya pembuat kebijakan tidak berpikir sektoral saja. Subsidi pada transportasi massal seperti KRL Commuter Line harus dipandang dari kaca mata yang lebih lebar.
Kaum kaya, anggap saja mereka yang punya kendaraan dan kerap memacetkan jalanan ibu kota. Ketika mereka beralih ke transportasi umum, sejatinya adalah pahlawan subsidi dan pahlawan anggaran negara.Â
Mereka turut andil tidak memakan subsidi BBM. Mereka juga berjasa untuk tidak menyumbang polusi udara dan tidak ikut membebani jalanan menjadi rusak.
Jadi seharusnya sudah tepat jika KRL Commuter Line disubsidi tanpa pandang dia kaya atau miskin. Negara harus berterima kasih terhadap masyarakat yang rela menggunakan transportasi massal ketimbang memacetkan jalanan.
Tahun 2022 menyisakan ending menggantung bagi pengguna KRL Commuter Line. Ibarat drama, di akhir tahun ini masih menyisakan kata "bersambung". Maka episode selanjutnya di tahun 2023 layak dinantikan.