Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Larangan Ngobrol di MRT Jakarta, Perlukah Dihapus?

15 Desember 2022   21:07 Diperbarui: 16 Desember 2022   05:22 2513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas MRT Jakarta mengawasi isi kereta (foto by widikurniawan)

Saya bahkan pernah "terjebak" dalam gerbong yang penuh riuh teriakan bapak-bapak yang rupanya berombongan pulang dari semacam acara pertemuan politik. Tak ayal ada pula yang meneriakkan yel-yel politis dan suara ribut saling berfoto di dalam MRT. 

Keempat, andai ada telepon masuk dan dirasa penting, apa susahnya turun sejenak di stasiun terdekat untuk mengangkatnya. Beberapa kali saya melakukannya karena bisa berabe andai panggilan mendadak dari bos diabaikan. 

Jika tidak, kita bisa mengirim pesan bahwa sedang berada di MRT dan akan menelepon balik ketika sampai tujuan. 

Kelima, jarak tempuh MRT Jakarta saat ini masih terbilang dekat. Untuk jarak terjauh dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Lebak Bulus, cuma butuh waktu 30 menit saja. 

Mosok nggak bisa sih menahan hasrat ngobrol sejenak selama perjalanan? Kalau aturan itu berlaku di kereta jarak jauh jurusan Jakarta-Surabaya misalnya, ya wajar kalau bakal mati gaya andai nggak boleh ngobrol atau sekedar menerima telepon.

--

Penumpang MRT Jakarta (foto by widikurniawan)
Penumpang MRT Jakarta (foto by widikurniawan)

Moda transportasi umum seperti MRT Jakarta memang sebaiknya diisi oleh penumpang yang mampu menjaga diri untuk tidak membuat kegaduhan atau suara-suara yang bisa mengganggu orang lain. 

Kalaupun perlu bicara seperlunya dan tidak dengan nada yang menarik perhatian, pastinya tidak akan membuat petugas turun tangan.

Maka aturan larangan bicara atau ngobrol sebaiknya tetap diberlakukan seterusnya. Bukan hanya dalam rangka pandemi saja, melainkan untuk membudayakan etika menggunakan transportasi massal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun