Kan nggak asyik banget gitu loh jika tamu yang jauh-jauh datang dari luar kota tapi justru pas giliran salaman dengan pengantin malah kena gesture jutek.
Perlu dipahami bahwa ada beberapa niat seorang tamu datang kondangan, pertama menghargai undangan yang telah diberikan. Kedua, ingin mengucapkan selamat secara langsung kepada orangtua dan mempelai. Ketiga, adalah bonus, yakni mencicipi kambing guling atau zuppa soup dan menu khas kondangan lainnya.
Jika ketiga niat tersebut gagal tercapai, alangkah kecewanya tamu tersebut. Pasalnya, datang kondangan bukan sekedar agar tercatat di buku tamu sebagai pemberi amplop semata. Tentu menyenangkan jika kita mendatangi acara pernikahan dan memperoleh sambutan yang selayaknya.
Saat mengundang ribuan tamu, atau menggelar resepsi sehari semalam lengkap dengan panggung dangdut misalnya, sudah barang tentu capek dan lelah bakal mendera. Ini bakal membuat wajah pengantin terlihat kusut dan make up bisa luntur.
Jika sudah demikian, kemungkinan ada saja komentar-komentar julid dari orang lain, bisa tetangga bahkan saudara sendiri. Ujung-ujungnya muncul ghibah dan kasak-kusuk.
Namun, itu sudah risiko menggelar acara nikahan seperti itu. Maka tak ada alasan tangan kesemutan dan pegal linu. Tak ada pula alasan muka lesu dan bengong karena mikiran apakah setelah acara bisa balik modal atau tidak.
Saat berada di pelaminan, pengantin menjadi sorotan utama para tamu yang datang. Semua mata bakal memandang, tak perlulah memikirkan hal-hal lain, termasuk rencana jangka pendek setelah resepsi usai.
Jadi buat para jomblo, atau yang sedang bersiap menuju pelaminan, siapkan mental dan fisik sebelum menggelar pernikahan. Jadilah pengantin yang full senyum terhadap tamu-tamu yang datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H