Akhir pekan ini acara televisi dipenuhi liputan khusus pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Sebagai putra Presiden Joko Widodo, wajar saja apabila sorotan dialamatkan ke prosesi pernikahan tersebut.
Dari mulai prosesi akad nikah, ngunduh mantu hingga resepsi, setiap detil dalam prosesi pernikahan seolah menarik untuk menjadi bahan perbincangan.
"Love banget, warna seragam baju adatnya keren!" tulis seorang kawan dalam story Instagramnya.
Risiko sebagai pesohor sekaligus anak orang nomor satu di negeri ini, tentu hal sekecil apapun bisa memicu komentar. Maka tak begitu mengherankan jika salah satu stasiun televisi bahkan sampai harus mengundang pakar gesture sebagai narasumber khusus untuk menganalisis tiap gerak-gerik pengantin.
Ya, untungnya secara umum komentarnya positif terhadap pasangan Kaesang-Erina. Sejauh ini, di hadapan sorotan kamera, mereka berdua kompak full senyum dan tampak memperlihatkan kebahagiaan.
Makna senyum sang pengantin
Soal senyum dan gesture pengantin di atas pelaminan memang kerapkali menjadi bahan omongan saat ada pernikahan. Terutama ketika bersalaman dengan para tamu yang datang.
Idealnya, saat bersalaman dengan orang lain mata pengantin harus menatap orang tersebut, melakukan kontak mata sambil memberikan senyum terbaik. Siapapun pengantinya, mau dari kalangan pesohor maupun bukan. Mau resepsi di gedung mewah maupun nutup gang sempit.
Kontak mata ini penting artinya, karena terkadang akibat banyaknya orang yang datang, fokus pandangan pengantin bisa ke mana-mana. Jangan sampai dong saat salaman justru pengantin melihat jauh ke arah lain.
Walaupun di kejauhan kelihatan ada tamu yang bolak-balik nambah lauk pauk, ya biarkan saja. Fokuslah pada orang yang datang memberikan ucapan selamat.
Kemudian berikanlah ucapan terima kasih yang tulus kepada tamu tersebut, sebagai bentuk penghargaan. Terlebih mereka ini sudah rela menyempatkan diri datang untuk memberikan selamat.
Kan nggak asyik banget gitu loh jika tamu yang jauh-jauh datang dari luar kota tapi justru pas giliran salaman dengan pengantin malah kena gesture jutek.
Perlu dipahami bahwa ada beberapa niat seorang tamu datang kondangan, pertama menghargai undangan yang telah diberikan. Kedua, ingin mengucapkan selamat secara langsung kepada orangtua dan mempelai. Ketiga, adalah bonus, yakni mencicipi kambing guling atau zuppa soup dan menu khas kondangan lainnya.
Jika ketiga niat tersebut gagal tercapai, alangkah kecewanya tamu tersebut. Pasalnya, datang kondangan bukan sekedar agar tercatat di buku tamu sebagai pemberi amplop semata. Tentu menyenangkan jika kita mendatangi acara pernikahan dan memperoleh sambutan yang selayaknya.
Saat mengundang ribuan tamu, atau menggelar resepsi sehari semalam lengkap dengan panggung dangdut misalnya, sudah barang tentu capek dan lelah bakal mendera. Ini bakal membuat wajah pengantin terlihat kusut dan make up bisa luntur.
Jika sudah demikian, kemungkinan ada saja komentar-komentar julid dari orang lain, bisa tetangga bahkan saudara sendiri. Ujung-ujungnya muncul ghibah dan kasak-kusuk.
Namun, itu sudah risiko menggelar acara nikahan seperti itu. Maka tak ada alasan tangan kesemutan dan pegal linu. Tak ada pula alasan muka lesu dan bengong karena mikiran apakah setelah acara bisa balik modal atau tidak.
Saat berada di pelaminan, pengantin menjadi sorotan utama para tamu yang datang. Semua mata bakal memandang, tak perlulah memikirkan hal-hal lain, termasuk rencana jangka pendek setelah resepsi usai.
Jadi buat para jomblo, atau yang sedang bersiap menuju pelaminan, siapkan mental dan fisik sebelum menggelar pernikahan. Jadilah pengantin yang full senyum terhadap tamu-tamu yang datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H