Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masker Bekas yang Terbuang di Jalanan

9 November 2022   11:02 Diperbarui: 9 November 2022   11:13 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masker bekas tergeletak di jalan (foto by widikurniawan)

Stasiun kereta menjadi salah satu tempat yang hingga saat ini masih memberlakukan aturan wajib memakai masker bagi siapapun yang masuk ke dalam areanya. Tetapi ketatnya aturan wajib masker menimbulkan masalah baru terkait sampah ketika sebagian orang justru memiliki kebiasaan copot masker dan membuangnya begitu saja ketika keluar dari stasiun. 

Tidak sekali dua kali saya melihat orang turun dari KRL langsung melepas maskernya, menentengnya dan kemudian membuangnya sembari berjalan santai ketika sudah berada di area luar stasiun. 

Mungkin di pikirannya, gugur sudah kewajiban menyiksa itu. Orang jenis ini tak betah rasanya terus memakai masker hingga sampai rumah dan membuangnya di tempat sampah. 

Kelakuan seperti ini jelas patut disayangkan. Pelakunya seolah-olah tak paham dan menyepelekan risiko bahaya buang masker bekas sembarangan. 

Terlebih lagi, keberadaan sampah masker yang berserakan di jalanan itu bisa sampai berhari-hari, tak ada seorang pun yang membersihkannya. 

Seperti di pintu keluar utara Stasiun Bojonggede yang langsung ketemu jalan perkampungan. Area ini tidak memiliki petugas kebersihan khusus untuk membersihkan sampah-sampah di pinggir jalan. Hanya mengandalkan inisiatif pedagang kaki lima dan pemilik warung di sekitar situ untuk membersihkan sampah dari efek kegiatan dagangnya. 

Alhasil ketika berjalan kaki di daerah tersebut, kita akan disuguhi pemandangan masker bekas yang baru dibuang maupun yang telah lama bercampur debu dan air hujan. 

Masker bekas yang dibuang begitu saja (foto by widikurniawan)
Masker bekas yang dibuang begitu saja (foto by widikurniawan)

Pemandangan kurang lebih serupa juga akan kita temui ketika berkendara menyusuri jalanan di daerah-daerah pinggiran Jabodetabek. Tiap jalan rata-rata 100 meter anda bisa temui masker bekas teronggok dalam diam.

Meskipun pandemi Covid-19 kini sampai pada fase "tak dianggap lagi", persoalan limbah sampah masker bekas sekali pakai sejatinya adalah masalah serius. Kita tidak tahu betul bahaya apa yang mengintai dari kebiasaan membuang masker bekas dengan entengnya itu. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang sudah lama mengeluarkan pedoman penanganan limbah masker sekali pakai untuk meminimalisir risiko dampak dari masker bekas itu. 

Terdapat beberapa langkah yang menurut Kemenkes harus dilakukan, yaitu mulai dari mengumpulkan masker bekas, melakukan desinfeksi, mengubah bentuk masker misalnya dengan menggunting atau merobeknya, hingga langkah terakhir membuangnya ke tempat sampah. 

Sayangnya karena tak tersosialisasikan dengan maksimal, maka masih muncul orang-orang "bodo amat" yang sesuka dirinya membuang sampah masker. 

Ya, tentu saja di samping memang dari sononya minim disiplin dan memiliki mental negatif soal sampah. 

Jika kita perhatikan, sejauh ini imbauan dan sosialisasi yang tiap hari kita dengar adalah kewajiban memakai masker. Termasuk saat di dalam kereta, mau masuk mal, hotel, perkantoran hingga sekolah. Announcer di dalam KRL misalnya, mereka rajin "halo-halo" menyampaikan imbauan agar penumpang memakai masker dengan benar untuk pencegahan virus corona maupun virus lainnya. 

Sayangnya, nyaris tidak ada imbauan untuk membuang sampah masker bekas dengan cara yang benar setelah dipakai. Padahal risiko bahayanya bisa sama besar andai masker bekas sekali pakai dibuang begitu saja. Selain bahaya penyakit, sampah masker bisa pula menyumbat gorong-gorong atau selokan di pinggir jalan.

Masker dibuang di dekat selokan (foto by widikurniawan)
Masker dibuang di dekat selokan (foto by widikurniawan)

Setidaknya ketika sering mendengar tentang cara benar membuang sampah masker, lama kelamaan muncul rasa malu atau perasaan bersalah ketika hendak membuang masker di jalanan. Awareness bisa muncul ketika secara berulang-ulang informasi tentang hal itu masuk ke diri seseorang. 

Hal serupa terjadi terhadap kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan. Orang-orang semula tidak paham bahayanya, termasuk bisa bikin kebakaran. Tetapi ketika kemudian muncul peringatan-peringatan dalam bentuk imbauan, iklan, poster hingga stiker di tempat-tempat umum, orang-orang mulai paham dan menahan diri untuk melakukannya. 

Lalu apakah hal serupa bisa dilakukan terhadap kebiasaan membuang masker sembarangan? Kenapa tidak? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun