Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Masih Banyak yang Protes, Sudah Tepatkah Strategi Sosialisasi TV Digital?

8 November 2022   13:04 Diperbarui: 8 November 2022   17:46 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi STB (Tim Komunikasi dan Edukasi Publik Migrasi TV Digital, Kemenkominfo/Tribunnews.com)

Jadi teringat kata pepatah, gajah di pelupuk mata tak kelihatan, semut di seberang lautan tampak jelas memukau. 

Masih banyak masyarakat yang kesehariannya tak butuh dan tak biasa membaca berita di internet. Tak paham juga apa itu webinar. Mereka lebih bisa dipahamkan dengan hal-hal yang simpel dan sederhana. Diketuk pintu rumahnya, misalnya.

Nenek-nenek yang tinggal di Bojonggede, lansia di Parungpanjang, apa mereka terjangkau strategi sosialisasi yang mengandalkan media internet? Mungkin saja anak-anak mereka sudah tahu dan ngerti soal tivi digital, tapi soal meneruskan ke emaknya di rumah adalah beda tema. Harap dimaklumi saja, tema gosip dan tema "mau makan apa" lebih menarik jadi obrolan keseharian.

Padahal kian ke sini, kelompok terbesar yang masih setia menonton televisi adalah kalangan lansia dan emak-emak. Juga anak-anak kecil penggemar Upin-Ipin.

Soal sosialisasi via zoom, saya bahkan pernah mengikuti salah satu sesi webinarnya dan merasa berada di planet Mars yang sangat asing karena lebih banyak menggunakan bahasa teknis. Padahal judulnya pakai kata "sosialisasi" lho.

Nah, ketika sekarang masih banyak suara-suara sumbang soal ASO dan masih banyaknya keluhan warga miskin yang tak tahu menahu soal pembagian STB gratis, harusnya diakui saja memang ada strategi sosialisasi yang tidak pas. Model blusukan langsung di perkampungan saya rasa lebih cocok, melihat tipikal masyarakat kita.

Namun, di satu sisi sebenarnya dimaklumi juga bagaimana kegamangan pemerintah jika harus turun sosialisasi langsung model kampanye blusukan. Pastinya bakal langsung berhadapan dengan protes masyarakat karena beralih ke digital artinya perlu keluar biaya beli STB, kecuali yang masuk data warga miskin.

Inilah kendalanya, jika ada kebijakan baru dan harus mengeluarkan uang untuk itu, bisa memicu orang untuk lebih banyak ngomelnya.

Kini ASO di Jabodetabek sudah final, masalah-masalah itulah yang mesti segera dibereskan agar masyarakat bisa merata menikmati siaran televisi digital tanpa banyak keluhan lagi. Sementara di daerah-daerah yang masih belum ASO, sebaiknya pola sosialisasi kepada masayarakat tidak terulang begitu-begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun