Saya teringat seorang bapak yang dulu sempat menjadi rekan kerja saya. Saat anaknya pergi meminta izin pergi nonton konser di alun-alun, ia mengizinkan dengan batasan waktu untuk pulang.
Kemudian secara diam-diam, si bapak itu ikut datang ke alun-alun, mengikuti dari kejauhan ketika si anak bersama teman-temannya nonton konser band kesukaannya. Terdengar agak aneh, tapi menurutnya itulah yang terbaik karena ia merasa belum terbiasa melepas anak gadisnya yang baru tumbuh remaja pergi ke keramaian seperti itu.
Respect.
Jika kita memiliki anak yang masih kecil, usia SD hingga balita, maka tanggung jawab sepenuhnya berada pada orangtua. Mengajak anak-anak kecil ke acara yang berpotensi terjadi kerumunan, perlu pemikiran panjang dan menimbang banyak risikonya.
Anak saya kerap minta diajak nonton pertandingan sepakbola jika ada laga Tim Nasional (Timnas) Indonesia berlaga di Stadion Pakansari, Cibinong. Walaupun jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kami, tetapi hingga kini saya belum pernah mengiyakan permintaannya.
Faktor kerumunan adalah pertimbangan saya, termasuk juga karena pertandingan sepakbola seperti itu biasanya main di malam hari.
Untuk menolak permintaan si kecil, tentu harus dengan argumen yang pas dan solusi yang tepat pula. Maka saya pun menjelaskan beberapa alasan yang sekiranya bisa dipahami dan menawarkan solusi untuk nonton bareng di televisi sambil makan martabak atau makanan lainnya. Aman.
Begitu pula dengan permintaan si kecil untuk datang ke tempat-tempat wisata yang ramai, mal yang penuh sesak jelang lebaran, hingga ke acara-acara yang memang menyedot animo masyarakat demikian hebatnya. Sebaiknya dihindari, karena menikmatinya pun bakal susah.
Sebagai orangtua, sebaiknya paham dan tahu diri bagaimana membawa anak kecil ke tempat yang ada kerumunan lautan manusia. Misalnya ngajak anak kecil nonton konser orang dewasa.
Silakan tanya kembali ke diri sendiri, apakah anak kita sangat berkepentingan sekali untuk nonton acara yang sebenarnya lebih digandrungi orangtuanya?Â
Yang butuh nonton konser tuh anaknya atau orangtuanya? Jangan-jangan ketika berada di tempat tersebut, fokus kita adalah sebagai penonton kebanyakan, lupa dengan tugas penting yaitu menjaga anak saat berada di kerumunan.Â