Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rawan Pelecehan di KRL, Langkah Antisipasi Harus Lebih Serius

27 Oktober 2022   17:21 Diperbarui: 28 Oktober 2022   06:05 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah yang membuat sebagian penumpang wanita lainnya lebih memilih masuk ke dalam gerbong umum atau campur, dengan pertimbangan ada kemungkinan lebih untuk mendapatkan tempat duduk yang diberikan oleh penumpang pria.

Serba salah sih, tapi ini sebenarnya PR bagi PT KCI untuk bisa me-rebranding kereta khusus wanita menjadi gerbong yang lebih nyaman dan penumpang di dalamnya bisa saling menghargai. 

Sebaiknya di dalam kereta khusus wanita ini memiliki interior yang berbeda dengan gerbong umum. Mungkin dari sisi warna di dalamnya, menyediakan fasilitas khusus, hingga bisa menggandeng sponsorship khusus audiens wanita. Jika berhasil rebranding dan dinilai semakin nyaman, maka bolehlah andai kereta khusus wanita ditambah satu gerbong lagi demi meminimalisir kejahatan yang menyasar penumpang wanita.

Perlu rebranding kereta khusus wanita
Perlu rebranding kereta khusus wanita

Kepedulian sesama penumpang

Soal risiko kejahatan seksual di dalam KRL, para penumpang juga sangat diharapkan berperan untuk saling melindungi sesama penumpang. Ada baiknya ketika berada di dalam KRL, penumpang tidak terlalu fokus dengan layar ponselnya di sepanjang perjalanan sehingga abai dengan situasi di sekitarnya.

Ketika menemukan gerak-gerik orang yang dicurigai, maka penumpang yang melihatnya setidaknya bisa memberikan peringatan kepada korban untuk pindah posisi. Bila perlu dan memiliki bukti yang cukup, ajaklah penumpang lain untuk menegur dan memperkarakan oknum tersebut.

Bagaimanapun potensi kejahatan seksual bakal selalu ada. Tetapi jika tidak ada upaya perbaikan dari sisi keamanan dan kepedulian, maka pelaku bakal merasa bebas untuk terus beraksi.

Sudah saatnya operator KRL mengubah strategi penanganan dan pencegahan terhadap aksi-aksi bejat di dalam KRL. Percuma juga mengejar pembangunan fisik berupa stasiun-stasiun megah demi target penumpang bertambah sekian juta. Jika pada akhirnya penumpang justru kian was-was dan merasa tidak nyaman dari kejahatan yang mengintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun