Posisi presidensi G20 bagi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pemimpin 20 negara, menjadi secercah harapan bagi penyandang disabilitas untuk merengkuh hak kesetaraan dan menghilangkan stigma yang ada. Isu kesetaraan bagi penyandang disabilitas memang patut dibawa ke forum ini yang bertujuan terciptanya kesetaraan penyandang disabilitas dalam berbagai sektor.
Para pemimpin negara G20 melalui para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, termasuk Bank Indonesia, Â harus memahami sampai ke akar persoalan dan tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas guna mewujudkan ekonomi inklusif.
Transformasi digital menjadi salah satu solusi yang didengungkan guna meningkatkan akses keuangan yang menjangkau kaum perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Tetapi khusus penyandang disabilitas, harmonisasi kebijakan dan pendekatan yang dilakukan, harus bersifat khusus pula. Presidensi G20 harus mampu mendorong forum untuk mendengarkan sendiri, serta melihat sendiri bagaimana seharusnya pemenuhan hak bagi penyandang disablitas.
Berbagai kebijakan dan aturan yang telah ada, kerapkali buntu dan menemui batu serta kerikil saat diterapkan. Pola kebijakan bernafaskan ekonomi inklusif dengan pendekatan angka-angka lapangan kerja, kebutuhan pasar, target-target seperti kuota bagi pekerja disabilitas, nyatanya masih menyisakan permasalahan terkait stigma dan kesetaraan yang berbalut tanda tanya.
Kebutuhan ekonomi memang diperlukan bagi penyandang disabilitas. Tetapi pendekatan untuk kebutuhan sosial juga penting artinya. Forum G20 serta peran presidensi Indonesia, sebaiknya mampu menjadi forum bermanfaat dan menemukan solusi bagaimana hak kesetaraan yang konkret bagi penyandang disabilitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H